Translate

Senin, 11 April 2016

Kita Belum Merdeka Pengelola Sumber Daya Alam Indonesia Adalah ASING!


   Indonesia adalah sebuah negara dengan Sumber daya alam yang melimpah,namun apa gunanya jika sumber daya itu dikelola oleh negara lain,negara kita hanya mendapatkan bagian yang sangat sedikit.Kita belum merdeka,disisi lain korupsi yang semakin menjadi trend,Dan sumber daya kita sendiri di keruk terus menerus oleh asing.wajarlah jika banyak pemberontakan terjadi di indonesia tercinta ini.
   Kembalikan Bumi, Air, Udara dan kekayaan Alam Yang Terkandung Di Dalamnya untuk Kemakmuran Rakyat sesuai amanat pasal 33 UUD 194


PASAL 33 UUD 1945 AMANDEMEN
BAB XIVKESEJAHTERAAN SOSIAL

Pasal 33(1) Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas azas kekeluargaan.(2) Cabang-cabang produksi yang penting bagi Negara dan yang menguasaihajat hidup orang banyak dikuasai hajat hidup orang banyak dikuasai olehNegara(3) Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.


MK berpendapat antara lain sebagai berikut (tertuang dalam Putusan Mahkamah Konstitusi Perkara Nomor 002/PUU-I/2003. Dimuat


dalam Berita Negara Republik Indonesia Nomor 01 Tahun 2005)
… pengertian “dikuasai oleh negara” haruslah diartikan mencakup makna penguasaan oleh negara dalam arti luas yang bersumber dan diturunkan dari konsep kedaulatan rakyat Indonesia atas segala sumber kekayaan “bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya”, termasuk pula di dalamnya pengertian publik oleh kolektivitas rakyat atas sumber-sumber kekayaan dimaksud. Rakyat secara kolektif itu dikonstruksikan oleh UUD 1945 memberikan mandat kepada negara untuk mengadakan kebijakan (beleid) dan tindakan pengurusan (bestuursdaad), pengaturan (regelendaad), pengelolaan (beheersdaad), dan pengawasan (toezichthoudensdaad) untuk tujuan sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Fungsi pengurusan (bestuursdaad) oleh negara dilakukan oleh Pemerintah dengan kewenangannya untuk mengeluarkan dan mencabut fasilitas perizinan (vergunning), lisensi (licentie), dan konsesi (consessie). Fungsi pengaturan oleh negara (regelendaad) dilakukan melalui kewenangan legislasi oleh DPR bersama Pemerintah, dan regulasi oleh Pemerintah. Fungsi pengelolaan (beheersdaad) dilakukan melalui mekanisme pemilikan saham (share-holding) dan/atau melalui keterlibatan langsung dalam manajemen Badan Usaha Milik Negara atau Badan Hukum Milik Negara sebagai instrumen kelembagaan, yang melaluinya Negara, c.q. Pemerintah, mendayagunakan penguasaannya atas sumber-sumber kekayaan itu untuk digunakan bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Demikian pula fungsi pengawasan oleh negara (toezichthoudensdaad) dilakukan oleh Negara, c.q. Pemerintah, dalam rangka mengawasi dan mengendalikan agar pelaksanaan penguasaan oleh negara atas sumber-sumber kekayaan dimaksud benar-benar dilakukan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat … Yang harus dikuasai oleh negara adalah jika: (i) cabang-cabang produksi itu penting bagi negara dan menguasai hajat hidup orang banyak; atau (ii) penting bagi Negara, tetapi tidak menguasai hajat hidup orang banyak; atau (iii) tidak penting bagi Negara, tetapi menguasai hajat hidup orang banyak. Ketiganya harus dikuasai oleh Negara dan digunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat …
Namun kenyataan nya adalah......



1. Freeport menguasai emas, tembaga dan hasil tambang lainnya yang ada bumi Cenderawasih, sampai habis. Indonesia hanya memperoleh 10% dari hasil seluruhnya. Kontraknya sudah masuk generasi ketiga. Ketika kekuasaan Soeharto hampir berakhir di tahun 1998, Freeport meminta agar kontraknya yang akan berakhir di tahun 2010, diper-panjang 10 tahun lagi sampai tahun 2020. Mengapa hanya 10%? sedangkan minyak bumi memperoleh sekitar 80%

2. Hutan di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Papua dibagi-bagikan melalui Hak Pengelolaan Hutan (HPH) kepada petinggi dan penguasa negeri, yang kemudian bekerjasama dengan pengusaha, ada juga yang langsung ke pengusaha. Menurut informasi, ada mantan jenderal yang memperoleh 1 juta hektar. Dari pemberian HPH, negara hanya memperoleh sekitar 20%,yaitu dari iuran hasil hutan dan pajak. Mengapa tidak dikuasai saja seluruh hasil hutan, dan pemegang HPH hanya mendapat jasa pengambilannya sehingga persentasenya akan berbalik menjadi 70-80% untuk negara.

3. Batubara sama nasibnya, negara hanya memperoleh sekitar 30%, yang 70% dikuasai oleh pemegang konsesi yang kebanyakan adalah perusahaan dalam negeri dan asing. Perusahaan milik negara maupun daerah hanya menguasai sedikit saja. Seharusnya pemegang konsesi itu hanya mendapat upah jasa pengambilan, sedangkan batubaranya dikuasai negara untuk dijual atau digunakan sendiri.

4. Hasil tambang lainnya yang dikuasai oleh antara lain Newmont, juga kurang lebih sama.

5. Minyak bumi agak berbeda, karena bagi hasilnya sudah lebih banyak ke negara yaitu 80-85% ke negara dan sisanya ke perusahaan minyak, namun biaya operasinya ditanggung negara, dan cukup mahal.

6. Obyek wisata; Banyak obyek wisata yang indah dan menjadi daya tarik wisatawan yang ternyata dikuasai asing dengan cara sewa jangka panjang sampai 70 tahun. Ada yang menikahi penduduk setempat agar bisa menguasai lahan setempat. Celakanya pemerintah daerah tidak memungut pajak secara maksimal, sudah puas karena ada investor. Di Sumba ada pantai yang sangat indah namanya Rowa. Di kawasan yang tertutup untuk umum itu, investor yang berasa dari Amerika membangun hotel yang tarifnya Rp. 10 juta per malam. Valentino Rosi dan Zinaden Zidan dan tokoh/artis dunia banyak yang berkunjung kesitu. Anehnya pemerintah daerah hanya memperoleh Rp. 50 juta per tahun, sementara pajak bumi dan bangunan sama tarifnya dengan rumahpenduduk, dan belum memungut pajak hotel serta restauran.

7. Dan lain-lain yang masih sangat banyak.

Inikah yang disebut dengan kemerdekaan?Inikah kebebasan?
Kita masih belum merdeka kawan.

http://www.alfiansyahanwar.com/2013/12/kita-belum-merdeka-pengelola-sumber.html

Tanam Padi dengan Sistem Jajar Legowo


   “Legowo” di ambil dari bahasa jawa yang berasal dari kata “Lego” yang berarti Luas dan “Dowo” yang berarti panjang. Tujuan utama dari Tanam Padi dengan Sistem Jajar Legowo yaitu meningkatkan populasi tanaman dengan cara mengatur jarak tanam dan memanipulasi lokasi dari tanaman yang seolah-olah tanaman padi berada di pinggir (tanaman pinggir) atau seolah-olah tanaman lebih banyak berada di pinggir.


   Yang berdasarkan pengalaman, tanaman padi yang berada di pinggir akan menghasilkan produksi padi lebih tinggi dan kualitas dari gabah yang lebih baik, ini dikarenakan tanaman padi di pinggir akan mendapatkan sinar matahari yang lebih banyak. Itulah sebabnya sistem jajar legowo menjadi salah satu pilihan dalam proses meningkatkan produksi gabah.

Tipe sistem jajar Legowo

   Jajar Legowo 2:1 – Setiap dua baris diselingi satu baris yang kosong dengan lebar dua kali jarak tanam, dan pada jarak tanam dalam baris yang memanjang di perpendek menjadi setengah jarak tanam dalam barisannya.
   Jajar Legowo 3:1 – Setiap tiga baris tanaman padi di selingi dengan satu baris kosong dengan lebar dua kali jarak tanam, dan untuk Jarak tanam tanaman padi yang dipinggir menjadi setengah jarak tanam dalam barisannya
   Jajar Legowo 4:1 – setiap empat baris tanaman padi diselingi dengan satu baris kosong dengan lebar dua kali jarak tanam, dan untuk Jarak tanam tanaman padi yang dipinggir menjadi setengah jarak tanam dalam barisannya

Berikut merupakan gambar dari Tanam Padi dengan Sistem Jajar Legowo



   Dilihat dari gambar Tanam Padi dengan Sistem Jajar Legowo maka dapat dilihat peningkatan popolasi dari tanaman padi yang ditanam, secara umum rumus peningkatan jumlah populasi tanaman padi dapat dilihat dengan rumus 100% X  1 : ( 1 + jumlah legowo)

Sebagai Contoh,

Jika Legowo 2:1 maka peningkatan populasinya yaitu 100%  X  1 : (1 + 2) = 33,3 %
Jika Legowo 3:1 maka peningkatan populasinya yaitu 100%  X  1 : (1 + 3) = 25 %
Jika Legowo 4:1 maka peningkatan populasinya yaitu 100%  X  1 : (1 + 4) = 20 %
Jika Legowo 5:1 maka peningkatan populasinya yaitu 100%  X  1 : (1 + 5) = 16,7 %

Gambar Caplakan

   Menggunakan  2 Caplakan


  Sumber : http://ptmbplusagro.wordpress.com

   Menggunakan 1 Caplakan

 
Sumber: http://farmingblogger.blogspot.com

Manfaat yang dirasakan ketika Tanam Padi dengan Sistem Jajar Legowo

- Menambahnya jumlah tanaman padi
Akan meningkatkan produksi tanaman padi secara signifikan
- Memperbaiki kualitas gabah karena akan semakin banyaknya tanaman pinggir
- Dapat mengurangi serangan penyakit pada tanaman padi
- Dapat mengurangi tingkat serangan hama tanaman padi
- Akan mempermudah dalam perawatan tanaman padi baik dalam proses pemupukan maupun penyemprotan pestisida
- Dapat menghemat pupuk, karena yang dipupuk hanya di bagian dalam baris tanaman saja

Kelemahan ketika Tanam Padi dengan Sistem Jajar Legowo

- Akan membutuhkan tenaga kerja yang lebih banyak dan waktu yang lebih lama pada saat melakukan proses penanaman padi
- Membutuhkan benih yang lebih banyak, ini dikarenakan  semakin banyaknya populasi tanaman padi
- Pada umumnya pada lahan yang menggunakan jajar legowo, maka akan lebih banyak ditumbuhi rumput

Sumber: www.informasipertanian.com/2013/07/tanam-padi-dengan-sistem-jajar-legowo.html

Kamis, 31 Maret 2016

Pengujian Daya Berkecambah



   Pengujian daya kecambah adalah mengecambahkan benih pada kondisi yang sesuai untuk kebutuhan perkecambahan benih tersebut, lalu menghitung presentase daya berkecambahnya. Persentase daya berkecambah merupakan jumlah proporsi benih-benih yang telah menghasilkan perkecambahan dalam kondisi dan periode tertentu.

   Tujuan dari pengujian daya berkecambah adalah :

a) Memperoleh informasi nilai penanaman benih dilapangan
b) Membandingkan kualitas benih antar seed lot (kelompok benih)
c) Menduga storabilitas (daya simpan) benih
d) Memenuhi apakah nilai daya berkecambah benih telah memenuhi peraturan yang berlaku.

   Hal yang pertama dilakukan untuk uji daya kecambah yaitu, menentukan contoh kerja untuk uji daya kecambah. Contoh kerja yang dibutuhkan untuk uji daya kecambah ini memiliki ketentuan sebagai berikut:

a) Contoh kerja berasal dari fraksi benih murni
b) Berjumlah 400 butir
c) Terdiri dari 4 ulangan @ 100 butir
d) Bila kapasitas wadah perkecambahan terbatas/ kecil, tiap ulangan dibagi lagi menjadi 2 sub ulangan @ 50 butir atau sub ulangan @ 25 butir

   Setelah contoh kerja didapat maka langkah selanjutnya adalah pengujian daya berkecambah. Pengujian daya berkecambah ini dapat dilakukan dalam beberapa metode. Untuk menentukan metode apa yang digunakna hal tersebut tergantung pada jenis dan karakter tumbuh benih. Metode yang biasa dilakukan adalah:

a) Uji pada kertas
b) Uji antar pasir
c) Uji pasir

   Setelah penanaman dilakukan maka langkah selanjutnya adalah mengevaluasi kecambah. Evaluasi kecambah dilakukan 2 kali tergantung pada jenis benih yang di uji. Contohnya pada benih padi evaluasi pertama dilakukan pada hari ke 7 dan evaluasi hari kedua dilakukan pada hari ke 14. Pada evaluasi yang pertama hanya dilihat kecambah normal saja. Kriteria untuk kecambah normal diantaranya adalah:

a) Kecambah dengan pertumbuhan sempurna, ditandai dengan akar dan batang yang berkembang baik, jumlah kotiledon sesuai, daun berkembang baik dan berwarna hijau, dan mempunyai tunas pucuk yang baik
b) Kecambah dangan cacat ringan pada akar, hipokotil/ epikotil, kotiledon, daun primer, dan koleoptil
c) Kecambah dengan infeksi sekunder tetapi bentuknya masih sempurna

   Dengan kriteria tersebut kecambah normal diambil lalu dipisahkan dari benih yang belum berkecambah. Jumlah kecambah normal tersebut kemudian dihitung. Pada evaluasi kedua yaitu melihat adanya kecambah normal, kecambah abnormal, benih yang tidak berkecambah (benih keras, benih segar tidak tumbuh, benih mati/ busuk). Kecambah abnormal adalah kecambah yang tidak memperlihatkan potensi untuk berkembang menjadi kecambah normal. Kecambah di bawah ini digolongkan ke dalam kecambah abnormal :

a) Kecambah rusak: kecambah yang struktur pentingnya hilang atau rusak berat. Plumula atau radikula patah atau tidak tumbuh.
b) Kecambah cacat atau tidak seimbang: kecambah dengan pertumbuhan lemah atau kecambah yang struktur pentingnya cacat atau tidak proporsional. Plumula atau radikula tumbuh tidak semestinya yaitu plumula tumbuh membengkok atau tumbuh kebawah, sedangkan radikula tumbuh sebaliknya.
c) Kecambah lambat: kecambah yang pada akhir pengujian belum mencapai ukuran normal. Jika dibandingkan dengan pertumbuhan kecambah benih normal kecambah pada benih abnormal ukurannya lebih kecil.

   Benih yang tidak berkecambah adalah benih yang tidak berkecambah sampai akhir masa pengujian, yang digolongkan menjadi:

a) Benih segar tidak tumbuh: Benih, selain benih keras, yang gagal berkecambah namun tetap baik dan sehat dan mempunyai potensi untuk tumbuh menjadi kecambah normal. Benih dapat menyerap air, sehingga dapat terlihat benih tampak mengembang. Namun tidak ada pemunculan struktur penting dari perkecambahan benih. Dan jika waktu penyemaian diperpanjang benih akan tumbuh normal.
b) Benih keras: Benih yang tetap keras sampai akhir masa pengujian. Benih tersebut tidak mampu menyerap air terlihat dari besarnya benih tidak mengembang, dan jika dibandingkan dengan benih segar tidak tumbuh ukuran benih keras lebih kecil. Hal ini disebabkan karena kulit benih yang impermeabel terhadap gas dan air.
c) Benih mati: Benih yang sampai pada akhir masa pengujian tidak keras, tidak segar, dan tidak berkecambah. Benih mati dapat dilihat dari keadaan benih yang telah membusuk, warna benih terlihat agak kecoklatan. Hal ini disebabkan karena adanya penyakit primer yang menyerang benih. Disebabkan karena pada saat kultur teknis dilepangan tanaman yang menajdi induk talah terserang hama dan penyakit sehingga pada benih tersebut berpotensi membawa penyakit dari induknya.

Perhitungan daya berkecambah =

Setelah tahap evaluasi selesai maka langkah selanjutnya adalah perhitungan daya berkecambah, yaitu dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Dari hasil perhitungan tersebut kemudian dilakukan kegiatan pelaporan dan penyimpanan arsip hasil uji.


Sumber: https://sahrul004.wordpress.com/2012/07/10/pengujian-daya-berkecambah/

PUPUK ORGANIK



MEMBUAT BOKASHI ALANG-ALANG SUPER

BAHAN-BAHAN YANG DIPERLUKAN

1. MOL yang telah dibuat.
2. Air 10 liter
3. Gula putih 2 sendok makan
4. Dedak 10 kg
5. Serbuk gergaji atau sekam 1 karung kemasan 50 kg
6. Alang-alang dipotong 5-10 cm 1 karung kemasan 50

ALAT-ALAT YANG DIPERLUKAN

1. Ember 1 buah
2. Parang

CARA MEMBUAT

Larutkan MOL dan gula dalam air. Campurkan semua bahan alang-alang, serbuk gergaji atau sekam dan dedak hingga merata membentuk . Campuran bahan kemudian disiram dengan larutan Mol dan gula secara perlahan-lahan ke dalam adonan secara merata sampai kandungan air adonan mencapai 40%
-50% yang ditandai dengan bila dikepal dengan tangan, air tidak keluar dari adonan dan bila dilepas adonan akan megar. Adonan kemudian digundukkan di atas terpal / karung bekas/ tanah kemudian ditutup rapat dengan terpal plastik selama 7 hari. Pertahankan suhu
adonan antara 40-50 derajat C. Jika temperature di atasnya, maka terpal dibuka dan adonan dibalik, kemudian
ditutup kembali, cek setiap hari. Adonan sudah jadi jika berwarna putih dan tidak berbau busuk (lebih kurang 7 hari).

PUPUK ORGANIK LAINNYA

Bahan-bahan

– Pupuk kandang : 300 kg
– Dedak : 50 kg
– Sekam : 150 kg
– Gula pasir/gula merah dihaluskan molase : 200 ml/20 sendok makan
– EM4 : 500 ml/50 sendok makan
– Air secukupnya

Cara Pembuatan

– Larutkan EM4 dan gula ke dalam air,
– Pupuk kandang, sekam dan dedak dicampur secara merata,
– Siramkan EM4 secara perlahan-lahan ke dalam adonan secara merata sampai kandungan air adonan mencapai 30 %. Bila adonan dikepal dengan tangan,
air tidak menetes dan bila kepalan tangan dilepas maka adonan mudah pecah (megar).
– Adonan digundukkan di atas ubin yang kering, dengan ketinggian minimal 15 – 20 cm, kemudian ditutup dengan karung goni selama 4-7 hari,
– Pertahankan suhu gundukan adonan5maksimum 50 oC. Bila suhunya lebih dari 50 oC, turunkan suhunya dengan cara dibolak balik, kemudian ditutup kembali dengan karung goni Suhu yang tinggi dapat mengakibatkan bokashi menjadi rusak karena terjadi proses pembusukan. Pengecekan suhu sebaiknya
dilakukan setiap 5 jam sekali.
– Seteh 4-7 hari bokashi telah selesai terfermentasi dan siap digunakan sebagai pupuk organik.

https://sahrul004.wordpress.com/2012/10/04/pupuk-organik/

Rabu, 30 Maret 2016

MOL (Mikro Organisme Lokal)



Mikro Organisme Lokal atau MOL adalah bahan pengurai untuk membuat pupuk organik berupa kompos atau bokashi. MOL ini sangat banyak sekali
manfaatnya, karena sangat berperan penting dalam dunia Pertanian Organik.

MEMBUAT MOL DARI AIR KELAPA

BAHAN-BAHAN YANG DIPERLUKAN

1. Air kelapa muda 1 liter
2. Ragi tape 2 buah dihaluskan
3. Gula merah 2 ons

ALAT-ALAT YANG DIPERLUKAN

1. Jerigen 5 liter 1 buah atau botol aqua 1,5 ltr 2 buah
2. Ember untuk tempat mencampur 1 buah
3. Saringan 1 buah

CARA MEMBUAT

Kelapa dibelah dan diambil airnya sambil disaring dari kotoran, kemudian ragi di haluskan dan dicampurkan kedalam air kelapa dan di aduk merata.
Selanjutnya di tambahkan gula merah sambil diaduk sampai menyatu, kemudian masukkan ke dalam wadah tertutup, wadah agar dibuka setiap hari selama seminggu. EM 4 akan jadi selama 1 minggu.

MEMBUAT MOL DARI BUAH NENAS

BAHAN YANG DIPERLUKAN

1. Ragi tape 2 buah
2. Buah nenas 1 buah
3. Gula putih 2 ons
4. Air +/- 1 liter

ALAT-ALAT YANG DIPERLUKAN

1. Jerigen 5 liter 1 buah atau botol aqua 1,5 ltr 2 buah
2. Ember untuk tempat mencampur 1 buah
3. Saringan 1 buah
4. Pisau atau parang

CARA MEMBUAT

Buah nenas di hancurkan terlebih dahulu sehingga menjadi lebih halus,kemudian dilarutkan dengan air sebanyak 1 liter dan hasilnya disaring, kemudian hasil buah nenas yang telah disaring di beri ragi tape 2 buah dan gula putih sebanyak 2 ons dan aduk hingga campuran merata. Masukkan campuran ke dalam wadah dan ditutup. Kemasan agar dibuka setiap hari dan akan jadi dalam waktu 1 minggu.

MEMBUAT MOL DARI REBUNG

BAHAN YANG DIPERLUKAN

1. Ragi tape 2 buah
2. Rebung segar 2 batang
3. Gula putih 2 ons
4. Air +/- 1 liter

ALAT-ALAT YANG DIPERLUKAN

1. Jerigen 5 liter 1 buah atau botol aqua 1,5 ltr 2 buah
2. Ember untuk tempat mencampur 1 buah
3. Saringan 1 buah
4. Pisau atau parang

CARA MEMBUAT

Rebung di hancurkan terlebih dahulu sehingga menjadi lebih halus,kemudian dilarutkan dengan air sebanyak 1 liter dan hasilnya disaring, kemudian hasil rebung yang telah disaring di beri ragi tape sebanyak 2 buah dan gula putih sebanyak 2 ons dan aduk hingga campuran merata. Masukkan campuran
ke dalam wadah dan ditutup. Kemasan agar dibuka setiap hari dan akan jadi dalam waktu 1 minggu.

MEMBUAT MOL DARI AIR KELAPA DAN NENAS

BAHAN-BAHAN YANG DIPERLUKAN

1. Air kelapa muda 1 liter
2. Ragi tape 2 buah dihaluskan
3. Buah nanas 1 buah

ALAT-ALAT YANG DIPERLUKAN

1. Jerigen 5 liter 1 buah atau botol aqua 1,5 ltr 2 buah
2. Ember untuk tempat mencampur 1 buah
3. Saringan 1 buah

CARA MEMBUAT

Kelapa dibelah dan diambil airnya sambil disaring dari kotoran, kemudian ragi di haluskan dan dicampurkan kedalam air kelapa dan di aduk merata.
Selanjutnya di tambahkan buah nanas yang telah dihancurkan sambil diaduk sampai menyatu, kemudian masukkan ke dalam wadah tertutup, wadah agar dibuka setiap hari selama seminggu dan akan jadi selama 1 minggu.

Manfaat MOL :
Dimanfaatkan untuk pestisida nabati untukmengusir hama tanaman.

MOL adalah cairan yang mengandung mikro organisme hasil produksi sendiri dari bahan bahan alami aisekeliling kit ( lokal), dimana bahan bahan tersebut tempat yang sebagai media uuntuk hidup dan berkembang nya mikroorganisme yang berguna dalam mempercepat penghancuran bahan bahan organik (decomposer) atau sebagai tambahan nutrisi bagi tanaman.

Larutan MOL mengandung unsur hara mikro dan makro dan juga mengandung bakteri yang berpotensi sebagai perombak bahan organik, perangsang pertumbuhan dan sebagai agen pengendali hama dan penyakit tanaman, sehingga MOL dapat digunakan sebagai pendecomposer, pupuk hayati dan sebagai pestisida organik terutama sebagai fungisida. Keunggulan pengunaan MOL yang paling utama adalah murah bahkan tanpa biaya.

Bahan - bahan yang digunakan untuk membuat MOL harus mengandung Karbohidrat, glukosa, dan Bakteri, ketiga komponen itu menjadi sangat penting untuk diperhatikan agar MOL yang dihasilkan berkualitas dan sesuai dengan harapan.


Sumber : https://sahrul004.wordpress.com/2012/10/04/mol-mikro-organisme-lokal/ ; pusatpromosiindonesia.blogspot.co.id/2014/08/cara-membuat-mol-mikro-organisme-lokal.html?m=1

PESTISIDA ORGANIK




Pestisida Untuk Segala Hama

Bahan

1. Air cucian beras (1 liter).
2. Alkohol ( 10 Sdm ) atau Ragi ( 2 butir ) .
3. Cuka ( 10 Sdm )
4. Gula pasir ( 1 kg )
5. Perasan umbi gadung (10 Sdm).
6. Bakteri ( 10 Sdm ).
7. Daun klekeh, daun sirih, daun kecubung, daun mahoni, daun sirsak
masing-masing satu genggam dan ditumbuk halus.

Pembuatan

1. Seluruh bahan dicampur dan diaduk menjadi satu dan didiamkan (difermentasikan ) selama 3 hari
2. Bahan siap digunakan dengan cara mencampurkan air sebanyak 10-15 liter untuk 1 gelas
3. Sebelum digunakan tambahkan larutan air tumbukan bawang putih atau cabai.

Kegunaan

Dapat mengendalikan berbagai hama

MENGATASI SERANGAN ULAT

Bahan

1. Daun gamal 1 kg
2. Air 5 liter
3. Tembakau 2 ½ gram

Cara Pembuatan

1. Daun gamal ditumbuk sampai halus dan dimasak dengan 5 liter air, lalu dinginkan.
2. Tambahkan tembakau sambil diaduk-aduk.
3. Didiamkan selama satu malam.
4. Air sarinya siap digunakan dengan perbandingan ¼ liter untuk 10 liter air.

Kegunaan

Memberantas ulat gerayak dan ulat lainnya

PENGENDALIAN KUPU-KUPU DAN NGENGAT

Bahan

1. Bawang putih atau bawang merah 1 kg
2. Air secukupnya

Cara Pembuatan

1. Bahan ditumbuk halus dan tambahkan air 1 liter
2. Diaduk-aduk hingga rata dan airnya disaring
3. Bahan siap digunakan dengan mencampur 1 gelas
dengan 10 liter air

PENGENDALIAN ULAT, WERENG, DAN JAMUR

Bahan

1. Lengkuas/laos 1 kg 2. Jahe 1 kg
3. Kunyit/kunir 1 kg
4. Umbi gadung 1 kg
5. Akar jenu/tuba 1 kg

Cara pembuatan

1. Seluruh bahan ditumbuk atau diparut
2. Peras airnya dan dicampur satu sama lainnya
3. Bahan disimpan dalam botol selama 1 minggu dan
siap digunakan
4. Satu sendok bahan dapat dicampur dengan 1 liter
air

Sumber: https://sahrul004.wordpress.com/2012/09/23/pestisida-organik/

PETUNJUK UMUM KEAMANAN PEMAKAIAN PESTISIDA


MEMILIH PESTISIDA

1. Memilih formulasi pestisida yang akan digunakan lebih dulu diketahui jenis jasad pengganggu yang menyerang tanaman sebab suatu formulasi pestisida hanya efektif pada jenis pengganggu tertentu.

2. Bacalah dulu label pada wadah atau pembungkus pestisida tersebut. Pilihlah formulasi pestisida yang berdasarkan keterangan pada label efektif terhadap jasad pengganggu tanaman yang akan
dikendalikan, dapat digunakan dengan alat yang tersedia dan aman untuk keadaan di tempat yang akan kita gunakan.

3. Pilihlah pestisida yang telah terdaftar dan diizinkan pemerintah (Departermen Pertanian) untuk digunakan dimana dikemas dalam wadah atau pembungkus asli dan dengan label resmi memuat keterangan lengkap mengenai pestisida
tersebut. Pada label pestisida terdaftar selalu tercantum nomor pendaftaran, nama serta alamat lengkap pemegang hak pendaftaran atau perusahaan pestisida tersebut.

MENYIMPAN PESTISIDA

1. Simpan pestisida tetap dalam wadah atau pembungkusnya yang asli dengan tertutup rapat dan tidak bocor.

2. Disimpan ditempat yang tidak terjangkau oleh anak-anak, hewan peliharaan atau ternak serta jauh dari makanan, minuman, dan jauh dari sumber api.

3. Simpanlah di tempat yang tidak terkena langsung sinar matahari dan tidak terkena air pada waktu hujan. Diusahakan wadah pestisida selalu
tertutup rapat sebab uap air, zat asam dalam udara, suhu yang relatif tinggi, sinar matahari dan air dapat merusak pestisida sehingga dapat menyebabkan menjadi kurang dan tidak efektif lagi.

4. Periksalah secara rutin pestisida yang disimpan untuk mengetahui ada tidaknya wadah pestisida bocor atau rusak atau mungkin juga hilang.

5. Apabila terjadi kebocoran atau kerusakan pada wadah pestisida maka di masukkan atau. dipindahkan ke dalam wadah kosong dari berbagai jenis dan ukuran. Dan jika hilang maka akan dicari untuk menghindari apakah diambil
anak-anak atau hewan peliharaan.

PENGGUNAAN PESTISIDA

1. Gunakan pestisida apabila memang diperlukan tanaman.

2. Sebelum bekerja menggunakan pestisida, makan dan minumlah secukupnya terlebih dahulu.

3. Baca label pestisida dengan cermat dan teliti kemudian ikutilah semua petunjuk yang tercantum pada label tersebut.

4. Janganlah menggunakan pestisida pada waktu sakit dan kesehatannya kurang baik. Begitu juga anak-anak, wanita hamil tidak diperbolehkan bekerja menggunakan pestisida.

5. Jika ada luka pada kulit maka tutuplah luka dengan baik sebelum bekerja. Setelah ditutup diharapkan bagian luka tersebut tidak bersentuhan langsung dengan pestisida karena pestisida lebih mudah terserap ke dalam tubuh melalui kulit yang luka.

6. Sebelum bekerja menggunakan pestisida maka gunakan terlebih dulu pakaian pelindung khusus yang berlengan panjang dan berkaki panjang. Pakailah sarung tangan, sepatu boot, topi dan
pelindung muka yaitu kacamata, penutup hidung dan mulut (masker) pada waktu menggunakan pestisida.

7. Bekerja menggunakan pestisida yang belum diencerkan atau masih pekat haruslah sangat hati-hati.

8. Pada waktu sedang bekerja menggunakan pestisida, janganlah makan, minum atau merokok.

9. Membuka tutup wadah pestisida haruslah hati-hati sehingga pestisida tidak muncrat, memercik atau tumpah kemudian tutup kembali dengan rapat. Jika wadah atau pembungkus pestisida
menggunakan kantong plastik akan lebih aman bila membukanya dengan pisau atau gunting daripada merobek kantong tersebut.

10. Jangan mencium pestisida sebab untuk
menghindari pestisida terhirup melalui
pernafasan atau terkena kulit, mata, mulut atau pakaian.

11. Melakukan penakaran, pengenceran dan pencampuran pestisida di tempat terbuka atau di tempat ruangan terbuka yang mempunyai ventilasi baik.

12. Alat-alat yang digunakan dalam menggunakan pestisida haruslah semua selalu dalam keadaan bersih. Bersihkan atau cuci dengan air yang banyak kemudian buanglah air untuk mencuci
alat tersebut di tempat khusus yang aman. Tidak menggunakan alat-alat tersebut untuk keperluan yang lainnya terlebih-lebih berhubungan dengan makanan dan minuman.

13. Pakailah air yang bersih untuk air pengenceran.

14. Alat penyemprot selalu dalam keadaan bersih, baik, tidak rusak dan tidak bocor.

15. Pencampuran pestisida sesuai dengan takaran yang dianjurkan dan janganlah menggunakan pestisida dengan takaran yang berlebih dan kurang dari yang dianjurkan atau tertulis pada
label. Campuran diaduk dengan rata dengan hati-hati agar tidak tumpah dan memercik.

16. Apabila tidak dianjurkan atau tidak tertulis pada label, janganlah mencampur dua atau lebih pestisida yang kita gunakan tersebut.

17. Memasukkan campuran pestisida ke dalam tangki atau alat penyemprot dengan hati-hati dan tidak tumpah. Jangan meniup nozzle atau lobang
semprot dan selang alat penyemprot jika
tersumbat, untuk mengatasinya menggunakan lidi atau alat lainnya.

18. Diusahakan tidak bekerja sendiri terutama jika menggunakan pestisida yang relatif sangat racun.

19. Tidak diperbolehkan anak-anak, ibu hamil dan hewan peliharaan mendekati tempat pencampuran dan penggunaan pestisida.

20. Jangan menyemprot atau menebarkan pestisida pada waktu akan turun hujan, saat turun hujan, cuaca panas, angin bertiup kencang serta jangan mengarahkan semprotan berlawanan dengan arah angin.

21. Perhatikan batas akhir/ kadaluwarsa penggunaan pestisida seperti yang tercantum pada labelnya.

22. Jika sewaktu bekerja, pestisida mengenai pakaian, kulit, mata dan bagian tubuh yang lain. maka segera dibersihkan. Cuci kulit yang terkena pestisida dengan air dan sabun. Dan jika pestisida terkena mata maka segeralah cuci dengan air bersih selama 15 menit.

23. Apabila merasa kurang enak badan, segeralah berhenti bekerja dan bacalah petunjuk pada label tentang pertolongan pertama dan segera hubungi dokter dengan memberitahukan pestisida apa yang digunakan.

24. Sebelum beristirahat untuk makan, minum dan merokok haruslah terlebih dulu membersihkan muka dan tangan dengan air dan sabun.

25. Buanglah air bekas mencuci alat-alat penyemprot dan peralatan lainnya ke tempat yang aman dimana tidak mencemari sungai, saluran air, kolam ikan, sumur dan sumber air lainnya.

26. Setelah selesai bekerja menggunakan pestisida maka segeralah mandi dengan memakai sabun.

27. Wadah bekas pestisida yang sudah kosong janganlah dipakai untuk menyimpan makanan atau minuman tetapi musnahkan wadah bekas tersebut dengan membakar atau menguburkannya di tempat yang aman. Tanamlah wadah bekas tersebut sekurang-kurangnya setengah meter di dalam tanah di tempat yang jauh dari sumber air, tempat tinggal
penduduk maupun tempat umum lainnya serta berikan tanda.

28. Pasang tanda peringatan di tempat yang baru disemprot pestisida supaya orang tidak memasuki tempat tersebut dan ternak tidak dibawa atau dilepaskan masuk ke tempat itu.

MENGATASI KONTAMINASI PESTISIDA

1. Jika rumput, sungai atau saluran air tercemari pestisida maka segeralah beri tanda peringatan. di tempat tercemar agar orang lain tidak menggembalakan ternak dan tidak mengambil air dari sumber yang tercemar tersebut. Dan segera hubungi petugas yang berkepentingan agar dapat
dilakukan pengamanan lebih lanjut.

2. Apabila pestisida cair tumpah, bersihkanlah segera, tutuplah dengan bahan penyerap seperti pasir, kapur, tanah, atau serbuk gergaji kemudian disapu dan tempatkan dalam wadah
untuk dibuang ke tempat aman. Setelah disapu maka tempat tumpahan pestisida tadi dibersihkan dengan air dan bahan pembersih.

3. Bila pestisida formulasi padat (bentuk tepung, debu atau buriran) tumpah juga harus disapu dengan hati-hati agar tidak berterbangan dan jika perlu ditutupi dengan pasir basah sebelum. disapu untuk menghindari debunya. Segera buang ke tempat aman dan tempat tumpahan tadi dibersihkan dengan air dan bahan. pembersih.

4. Apabila terjadi kebocoran atau kerusakan pada wadah pestisida maka sisanya dimasukkan atau dipindahkan ke dalam wadah kosong dari berbagai jenis dan ukuran tetapi kalau bisa pilihlah wadah yang terbuat dari bahan yang
sama dengan wadah aslinya. Dan beri label atau keterangan yang jelas seperti tertulis dalam label sebelumnya disertai tambahan keterangan. Pestisida yang telah diwadah ulang tersebut harus segera digunakan.

5. Air dan sabun atau sejenisnya umumnya dapat digunakan untuk membersihkan pestisida yang tumpah. Beberapa pestisida memerlukan bahan
lain sebagai bahan pembersih sebelum dilakukan pembersihan dengan air dan sabun. Pestisida yang dimaksud adalah:
Golongan Organofosfat memerlukan natrium hipoklorit atau natrium karbonat.
Golongan Karbamat memerlukan karbonat atau sabun keras.
Golongan Organokhlor memerlukan amoniak dan soda pencuci atau sabun keras.

Sumber: Pestisida Untuk Bidang Perkebunan,
Direktorat Jenderal Perkebunan ;
https://sahrul004.wordpress.com/2012/07/05/petunjuk-umum-pestisida/

Selasa, 29 Maret 2016

Agribisnis Tanaman Pangan & Hortikultura



   Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura (ATPH) merupakan bidang kejuruan sekolah menengah kejuruan yang mempelajari tentang agribisnis dalam kaitannya dengan tanaman pangan dan hortikultura.

Agribisnis

   Agribisnis adalah bisnis berbasis usaha pertanian atau bidang lain yang mendukungnya, baik di sektor hulu maupun di hilir. Penyebutan "hulu" dan "hilir" mengacu pada pandangan pokok bahwa agribisnis bekerja pada rantai sektor pangan (food supply chain). Agribisnis, dengan perkataan lain, adalah cara pandang ekonomi bagi usaha penyediaan pangan. Sebagai subjek akademik, agribisnis mempelajari
strategi memperoleh keuntungan dengan mengelola aspek budidaya, penyediaan bahan baku, pascapanen, proses pengolahan, hingga tahap
pemasaran.

   Istilah "agribisnis" diserap dari bahasa Inggris: agribusiness, yang merupakan portmanteau dari agriculture (pertanian) dan business (bisnis). Dalam bahasa Indonesia dikenal pula varian anglisismenya, agrobisnis.

   Objek agribisnis dapat berupa tumbuhan, hewan, ataupun organisme lainnya. Kegiatan budidaya merupakan inti (core) agribisnis, meskipun suatu perusahaan agribisnis tidak harus melakukan sendiri kegiatan ini. Apabila produk budidaya (hasil panen) dimanfaatkan oleh. pengelola sendiri, kegiatan ini disebut pertanian subsisten, dan merupakan kegiatan agribisnis paling primitif. Pemanfaatan sendiri dapat berarti juga menjual atau menukar untuk memenuhi keperluan sehari-hari.

   Dalam perkembangan masa kini agribisnis tidak hanya mencakup kepada industri makanan saja karena pemanfaatan produk pertanian telah
berkaitan erat dengan farmasi, teknologi bahan, dan penyediaan energi.

Tanaman Pangan

   Tanaman pangan yaitu segala jenis tanaman yang dapat menghasilkan karbohidrat dan protein. Tamanan pangan pada umumnya merupakan tanaman semusim, namun ada beberapa tanaman pangan yang merupakan tanaman tahunan misalnya tanaman sukun dan sagu.
Tanaman pangan ini dapat digolong atas,

1. Serealia (padi, jagung dan gandum);
2. Legum (kacang tanah, kedelai, kacang hijau);
3. Umbi (ubi kayu dan ubi jalar);

Hortikultura

   Hortikultura (horticulture) berasal dari bahasa Latin hortus (tanaman kebun) dan cultura/colere (budidaya), dan dapat diartikan sebagai budidaya tanaman kebun. Kemudian hortikultura digunakan secara lebih luas bukan hanya untuk budidaya di kebun. Istilah hortikultura digunakan pada jenis tanaman yang dibudidayakan. Bidang kerja hortikultura meliputi pembenihan, pembibitan, kultur jaringan, produksi tanaman, hama dan penyakit,
panen, pengemasan dan distribusi. Hortikultura merupakan salah satu metode budidaya pertanian modern.

   Hortikultura merupakan cabang dari agronomi. Berbeda dengan agronomi, hortikultura memfokuskan pada budidaya tanaman buah (pomologi/frutikultur), tanaman bunga (florikultura), tanaman sayuran (olerikultura), tanaman obat-obatan (biofarmaka), dan taman (lansekap). Salah satu ciri khas produk hortikultura adalah perisabel atau mudah rusak karena segar.

   Orang yang menekuni bidang hortikultura dengan profesional disebut sebagai hortikulturis.

Sumber: smkpertanianatph.blogspot.co.id/2012/08/atph-agribisnis-tanaman-pangan-dan.html

SEJARAH PERKEMBANGAN PEMBANGUNAN PERTANIAN DI INDONESIA


   Sejarah pembangunan pertanian berawal pada masa orde baru. Pada awal masa orde baru pemerintahan menerima beban berat dari buruknya perekonomian orde lama. Tahun 1966-1968 merupakan tahun untuk rehabilitasi ekonomi. Pemerintah orde baru berusaha keras untuk menurunkan inflasi dan menstabilkan harga. Dengan dikendalikannya inflasi, stabilitas politik tercapai yang berpengaruh terhadap bantuan luar negeri yang mulai terjamin dengan adanya IGGI. Maka sejak tahun 1969, Indonesia dapat memulai membentuk rancangan pembangunan yang disebut Rencana Pembangunan Lima Tahun (REPELITA). Berikut penjelasan singkat tentang beberapa REPELITA.

1. REPELITA I (1969-1974)

   Repelita I mulai dilaksanakan sejak tanggal 1 April 1969 hingga 31 Maret 1974. Repelita I ini merupakan landasan awal pembangunan pertanian di orde baru.  Tujuan yang ingin dicapai adalah pertumbuhan ekonomi 5% per tahun dengan sasaran yang diutamakan adalah cukup pangan, cukup sandang, perbaikan prasarana terutama untuk menunjang pertanian. Tentunya akan diikuti oleh adanya perluasan lapangan kerja dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Titik berat Repelita I ini adalah pembangunan bidang pertanian sesuai dengan tujuan untuk mengejar keterbelakangan ekonomi melalui proses pembaharuan bidang pertanian, karena mayoritas penduduk Indonesia masih hidup dari hasil pertanian. Pada repelita I ini muncul peristiwa Marali (Malapetaka Limabelas Januari) terjadi pada tanggal 15-16 Januari 1947 bertepatan dengan kedatangan PM Jepang Tanaka ke Indonesia. Peristiwa ini merupakan kelanjutan demonstrasi para mahasiswa yang menuntut Jepang agar tidak melakukan dominasi ekonomi di Indonesia sebab produk barang Jepang terlalu banyak beredar di Indonesia. Terjadilah pengrusakan dan pembakaran barang-barang buatan Jepang.

2. REPELITA II (1974-1979)

   Repelita II mulai dilaksanakan sejak tanggal 1 April 1974 hingga 31 Maret 1979. Target pertumbuhan ekonomi adalah sebesar 7,5% per tahun. Prioritas utamanya adalah sektor pertanian yang merupakan dasar untuk memenuhi kebutuhan pangan dalam negeri dan merupakan dasar tumbuhnya industri yang mengolah bahan mentah menjadi bahan baku. Selain itu sasaran Repelita II ini juga perluasan lapangan kerja. Repelita II berhasil meningkatkan pertumbuhan ekonomi rata-rata penduduk 7% setahun. Perbaikan dalam hal irigasi. Di bidang industri juga terjadi kenaikna produksi. Lalu banyak jalan dan jembatan yang di rehabilitasi dan di bangun.

3. REPELITA III (1979-1984)

   Repelita III mulai dilaksanakan sejak tanggal 1 April 1979 – 31 Maret 1984. Repelita III lebih menekankan pada Trilogi Pembangunan yang bertujuan terciptanya masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Arah dan kebijaksanaan ekonominya adalah pembangunan pada segala bidang. Pedoman pembangunan nasionalnya adalah Trilogi Pembangunan dan Delapan Jalur Pemerataan.

4. REPELITA IV (1984-1989)

   Repelita IV mulai dilaksanakan sejak tanggal 1 April 1984 – 31 Maret 1989. Repelita IV Adalah peningkatan dari Repelita III. Peningkatan usaha-usaha untuk memperbaiki kesejahteraan rakyat, mendorong pembagian pendapatan yang lebih adil dan merata, memperluas kesempatan kerja. Prioritasnya untuk melanjutkan usaha memantapkan swasembada pangan dan meningkatkan industri yang dapat menghasilkan mesin-mesin industri sendiri. Hasil yang dicapai pada Repelita IV antara lain swasembada pangan. Pada tahun 1984 Indonesia berhasil memproduksi beras sebanyak 25,8 ton. Hasilnya Indonesia berhasil swasembada beras. Kesuksesan ini mendapatkan penghargaan dari FAO (Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia) pada tahun 1985. hal ini merupakan prestasi besar bagi Indonesia. Selain swasembada pangan, pada Pelita IV juga dilakukan Program KB dan Rumah untuk keluarga.

5. REPELITA V (1989-1994)

   Repelita V mulai dilaksanakan sejak tanggal 1 April 1989 – 31 Maret 1994. Pada Repelita V ini, lebih menitik beratkan pada sektor pertanian dan industri untuk memantapakan swasembada pangan dan meningkatkan produksi pertanian lainnya serta menghasilkan barang ekspor. Pelita V adalah akhir dari pola pembangunan jangka panjang tahap pertama. Lalu dilanjutkan pembangunan jangka panjang ke dua, yaitu dengan mengadakan Repelita VI yang di harapkan akan mulai memasuki proses tinggal landas Indonesia untuk memacu pembangunan dengan kekuatan sendiri demi menuju terwujudnya masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila.

6. REPELITA VI (1989-1994)

   Repelita VI mulai dilaksanakan sejak tanggal 1 April 1994 – 31 Maret 1999. Pada Repelita VI titik beratnya masih pada pembangunan pada sektor ekonomi yang berkaitan dengan industri dan pertanian serta pembangunan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia sebagai pendukungnya. Sektor ekonomi dipandang sebagai penggerak utama pembangunan. Pada periode ini terjadi krisis moneter yang melanda negara-negara Asia Tenggara termasuk Indonesia. Karena krisis moneter dan peristiwa politik dalam negeri yang mengganggu perekonomian menyebabkan rezim Orde Baru runtuh.

   Memasuki era globalisasi yang dicirikan oleh persaingan perdagangan internasional yang sangat ketat dan bebas, pembangunan pertanian semakin dideregulasi melalui pengurangan subsidi, dukungan harga dan berbagai proteksi lainnya. Kemampuan bersaing melalui proses produksi yang efisien merupakan pijakan utama bagi kelangsungan hidup usahatani. Sehubungan dengan hal tersebut, maka partisipasi dan kemampuan wirausaha petani merupakan faktor kunci keberhasilan pembangunan pertanian.

   Pemerintahan pada Kabinet Indonesia Bersatu telah menetapkan program pembangunannya dengan menggunakan strategi tiga jalur (triple track strategy) sebagai manifestasi dari strategi pembangunan yang lebih pro-growth, pro-employment dan pro-poor. Operasionalisasi konsep strategi tiga jalur tersebut dirancang melalui hal-hal sebagai berikut:

- Peningkatan pertumbuhan ekonomi di atas 6.5 persen per tahun melalui percepatan investasi dan ekspor.
- Pembenahan sektor riil untuk mampu menyerap tambahan angkatan kerja dan menciptakan lapangan kerja baru.
- Revitalisasi pertanian dan perdesaan untuk berkontribusi pada pengentasan kemiskinan.

   Revitalisasi pertanian diartikan sebagai kesadaran untuk menempatkan kembali arti penting sektor pertanian secara proporsional dan kontekstual, melalui 26 peningkatan kinerja sektor pertanian dalam pembangunan nasional dengan tidak mengabaikan sektor lain. Revitalisasi pertanian dimaksudkan untuk menggalang komitmen dan kerjasama seluruh stakeholder dan mengubah paradigma pola piker masyarakat dalam melihat pertanian tidak hanya sekedar penghasil komoditas untuk dikonsumsi. Pertanian harus dilihat sebagai sektor yang multi-fungsi dan sumber kehidupan sebagian besar masyarakat Indonesia.

   Kegiatan pembangunan pertanian tahun 2005-2009 dilaksanakan melalui tiga program, yaitu:

1. Program peningkatan ketahanan pangan

   Operasionalisasi program peningkatan ketahanan pangan dilakukan melalui peningkatan produksi pangan, menjaga ketersediaan pangan yang cukup aman dan halal di setiap daerah setiap saat, dan antisipasi agar tidak terjadi kerawanan pangan.

2. Program pengembangan agribisnis

   Operasionalisasi program pengembangan agribisnis dilakukan melalui pengembangan sentra/kawasan agribisnis komoditas unggulan.

3. Program peningkatan kesejahteraan petani.

   Operasionalisasi program peningkatan kesejahteraan petani dilakukan melalui pemberdayaan penyuluhan, pendampingan, penjaminan usaha, perlindungan harga gabah, kebijakan proteksi dan promosi lainnya. Selama periode 2005-2009 pembangunan pertanian juga terus mencatat berbagai keberhasilan. Salah satu yang patut disyukuri dan membanggakan adalah Indonesia berhasil mencapai swasembada beras sejak tahun 2007, serta swasembada jagungdan gula konsumsi rumah tangga di tahun 2008.

   Pembangunan pertanian pada periode 2010-2014, Kementerian Pertanian mencanangkan 4 (empat) target utama, yaitu sebagai berikut:

1. Pencapaian Swasembada dan Swasembada Berkelanjutan.

   Dalam rangka peningkatan produksi pertanian pada periode lima tahun ke depan (2010-2014), Kementerian Pertanian akan lebih fokus pada peningkatan 39 komoditas unggulan nasional. Komoditas unggulan nasional tersebut terdiri dari 7 komoditas tanaman pangan, 10 komoditas hortikultura, 15 komoditas perkebunan, dan 7 komoditas peternakan.

2. Peningkatan Diversifikasi Pangan.

   Diversifikasi pangan atau keragaman konsumsi pangan merupakan salah satu strategi mencapai ketahanan pangan. Sasaran percepatan keragaman konsumsi pangan adalah tercapainya pola konsumsi pangan yang aman, bermutu, dan bergizi seimbang yang dicerminkan oleh tercapainya skor Pola Pangan Harapan (PPH) sekurang-kurangnya 93,3 pada tahun 2014. Konsumsi umbi-umbian, sayuran, buah-buahan, pangan hewani ditingkatkan dengan mengutamakan produksi lokal, sehingga konsumsi beras diharapkan turun sekitar 3% per tahun.

3. Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing, dan Ekspor.

   Peningkatan nilai tambah akan difokuskan pada dua hal yakni peningkatan kualitas dan jumlah olahan produk pertanian untuk mendukung peningkatan daya saing dan ekspor. Peningkatan kualitas produk pertanian (segar dan olahan) diukur dari peningkatan jumlah produk pertanian yang mendapatkan sertifikasi jaminan mutu (SNI, Organik, Good Agricultural Practices, Good HandlingPractices, Good Manucfacturing Practices). Peningkatan daya saing akan difokuskan pada pengembangan produk berbasis sumberdaya local yang bisa meningkatkan pemenuhan permintaan untuk konsumsi dalam negeri dan bisa mengurangi ketergantungan impor (substitusi impor). Peningkatan ekspor akan difokuskan pada pengembangan produk yang punya daya saing di pasar internasional, baik segar maupun olahan, yang kebutuhan di pasar dalam negeri sudah tercukupi. Indikatornya adalah pertumbuhan volume ekspor. Sedangkan indikator utama, strategi, dan rencana aksi dalam rangka peningkatan nilai tambah, daya saing, dan ekspor produk pertanian pada periode lima tahun ke depan (2010-2014).

4. Peningkatan Kesejahteraan Petani.

   Unsur penting yang berpengaruh terhadap tingkat kesejahteraan petani adalah tingkat pendapatan petani. Walaupun demikian tidak selalu upaya peningkatan pendapatan petani secara otomatis diikuti dengan peningkatan kesejahteraan petani, karena kesejahteraan petani juga tergantung pada nilai pengeluaran yang harus dibelanjakan keluarga petani serta faktor-faktor non-finansial seperti factor sosial budaya. Walaupun demikian, sisi pendapatan petani merupakan sisi yang terkait secara langsung dengan tugas pokok dan fungsi Kementerian Pertanian. Oleh karena itu, dalam kerangka peningkatan kesejahteraan petani, prioritas utama Kementerian Pertanian adalah upaya meningkatkan pendapatan petani.

Sumber: https://muhammadhanafisrg.wordpress.com/tag/sejarah-perkembangan-pertanian-di-indonesia/

Minggu, 27 Maret 2016

ATURAN KEPEMILIKAN HARTA DALAM RUMAH TANGGA



   Berbicara tentang hak wanita dalam Islam, maka kita berbicara tentang agama yang memperlakukan wanitanya dengan penuh hormat, ajaran yang belum pernah ada dalam keyakinan lain sebelumnya. Maka bersyukurlah kita semua adalah bagian dari yang dimuliakan tersebut.

   Dalam Islam, kepemilikan dianggap sebagai suatu hal yang penting sebab dapat mendorong semangat bekerja dan produktivitas dalam memakmurkan bumi, bahkan merupakan dasar asasi dalam transaksi. (QS. Ali Imran:14).

   Adapun aturan-aturan yang telah ditetapkan Islam dalam pemilikan harta dalam rumah tangga muslim dapat kita lihat berikut ini.

1. Hak Milik (Kepemilikan) Pada Hakikatnya Bersifat Relatif dan Sementara

   Hendaknya anggota rumah tangga muslim meyakini bahwa kepemilikan atas harta sebagai amanah itu bersifat sementara dan akan berakhir jika ajal tiba. Harta akan berpindah kepada para ahli waris yangtelah Allah tetapkan.

“Berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya dan nafkahkanlah sebagian dari hartamu yang Allah telah menjadikan kamu menguasainya” (QS. Al-Hadid:7).

“Sesungguhnya Kami mewarisi bumi dan semua orang yang ada di atasnya, dan hanya kepada Kamilah mereka dikembalikan.” (QS.Maryam: 40).


   Dengan aturan-aturan tersebut seorang muslim akan menggunakan hak milik yang sementara itu untuk mencapai kehidupan abadi yang bahagia. Bahkan aturan itu pun akan menjadikan pemilikan sebagai sarana yang dapat memberikan semangat tambahan bagi seorang muslim, istri dan anak-anaknya dalam menyembah Allah, sebab sebaik-baik harta itu berada pada tangan orang yang saleh. Di sisi lain, aturan tersebut tidak menghalangi seorang muslim, istri dan anak-anaknya untuk memanfaatkan harta pada hal-hal kebaikan dan menjadikan harta itu hanya pada tangan mereka, bukan pada hatinya.

2. Perlu Pemisahan Jelas Harta Suami dari Harta Istri

   Telah diterangkan bahwa Islam memberikan hak kepada wanita, seperti hak pemilikan, hak untuk usaha dan hak waris. Sehingga seorang suami tidak boleh mengambil harta istrinya kecuali dengan cara yang baik. Istri memiliki kebebasan untuk memiliki dan bertanggung jawab atas keuangan pribadinya dan berhak mengatur sendiri hartanya.

   Dengan hak atas hartanya, seorang istri berkewajiban mengeluarkan zakat dan ia boleh berhibah atau berwasiat dengan hartanya. Meskipun demikian, hendaknya harta yang dimilikinya itu tidak menjadikannya durhaka dan akhlaqnya rusak sehingga rumah tangganya hancur. Hal ini dikuatkan oleh hadits Nabi tentang memilih calon istri yang menunjukkan bahwa kaum wanita sebelum menikah pun berkesempatan untuk memiliki harta baik karena warisan, hibah maupun hasil usahanya:

“Janganlah kamu menikahi wanita karena kecantikannya, sebab kecantikan itu akan hilang. Dan janganlah kamu menikahi wanita karena hartanya, sebab harta itu akan membuat mereka durhaka. Akan tetapi nikahilah wanita karena agamanya, sebab wanita yang hitam dan beragama itu lebih baik daripada yang tidak beragama.” (HR. Ibnu Majah).

“Wanita itu dinikahi karena empat perkara; karena hartanya, kedudukannya, kecantikannya dan agamanya. Maka pilihlah wanita beragama. Niscaya pilihanmu tepat.” (HR. Bukhari).

Macam Kepemilikan Harta bagi Wanita dalam Islam

Mahar

   Mahar merupakan sesuatu yang diberikan suami kepada isteri berupa harta atau bentuk lainnya sebagai salah satu syarat dalam pernikahan. Mahar atau disebut juga dengan mas kawin diterangkan di dalam Alquran.

“Dan berikanlah mahar (mas kawin) kepada perempuan yang kamu nikahi sebagai pemberian yang penuh kerelaan.” (QS. An-Nisaa’:4)

   Mahar (mas kawin) merupakan hak seorang wanita yang harus dipenuhi oleh lelaki yang akan menikahinya. Mahar menjadi hak milik seorang isteri dan tidak boleh siapapun mengambilnya, entah ayahnya atau pihak lainnya, kecuali bila isteri ridha memberikan mahar tersebut kepada siapa yang memintanya.

Nafkah

   Secara bahasa ﺍﻟﻨﻔﻘﺔ (nafkah) artinya sesuatu yang dibelanjakan sehingga habis tidak tersisa. Sedangkan secara istilah syari’at artinya; mencukupi kebutuhan siapapun yang ditanggungnya, baik berupa makanan, minuman pakaian, atau tempat tinggal. Seorang laki-laki jika menikahi seorang wanita, maka wajib baginya memberinya nafkah, hal ini didasari oleh beberapa hal:

-Allah berfirman:

ﻭﻟﻬﻦ ﻣﺜﻞ ﺍﻟﺬﻱ ﻋﻠﻴﻬﻦ ﺑﺎﻟﻤﻌﺮﻭﻑ

‘’Dan para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya dengan cara yang ma’ruf.’’ (QS.Al-Baqarah 228)

   Ibnu Katsir berkata,’’maksudnya, para istri mempunyai hak diberi nafkah oleh suaminya yang seimbang dengan hak suami yang diberikan oleh istrinya, maka hendaklah masing- masing menunaikan kewajibannya dengan cara yang makruf, dan hal itu mencakup kewajiban suami memberi nafkah istrinya, sebagaimana hak- hak lainnya .’’ (Tafsir al-Qur’anil Adhim 1/272)

- Rasulullah bersabda;

ﻭﻟﻬﻦ ﻋﻠﻴﻜﻢ ﺭﺯﻗﻬﻦ ﻭﻛﺴﻮﺗﻬﻦ ﺑﺎﻟﻤﻌﺮﻭﻑ

‘’Dan mereka (para istri) mempunyai hak diberi rizki dan pakaian (nafkah) yang diwajibkan atas kamu sekalian (wahai para suami).’’ (HR. Muslim 2137).

Hibah dan Wasiat

   Harta Pemberian (Hibah) adalah harta yang diberikan oleh seseorang secara cuma-cuma pada masa hidupnya. (Ibnu Qudamah, al Mughni, Beirut, Daar al Kitab al Arabi, : 6/246)

   Pemberian-pemberian sebelum meninggal dunia disebut dengan hibah, bukan warisan. Pemberian yang diberikan dalam keadaan sakit berat yang biasanya menyebabkan seseorang meninggal dunia, seperti gagal ginjal, atau mengalami kecelakaan maut di jalan tol. Atau ketika dalam keadaan sakaratul seseorang memberikan sesuatu kepada saudaranya, maka tidak disebut dengan hibah karena dalam keadaan sakaratul maut. Jumhur ulama’ mengatakan “ini adalah wasiat”. Tapi kalau sudah meninggal dunia maka disebut dengan “warisan”. Hibah (pemberian) itu sah jika diberikan seseorang dalam keadaan sehat wal afiat.
Warisan

   Allah telah mensyariatkan warisan untuk menjadi sarana pemindahan pemilikan dari suatu generasi ke generasi lain. Allah telah membatasi dan menentukan bagian-bagian ahli waris, lelaki dan wanita, agar salah satu dari keduanya tidak berbuat jahat terhadap yang lain. Allah swt. berfirman:

“Bagi laki-laki ada hak bagian dari harta peninggalan ibu bapak dan kerabatnya, dan bagi wanita ada hak bagian (pula) dari harta peninggalan ibu bapak dan kerabatnya, baik sedikit atau banyak menurut bahagian yang telah ditetapkan”. (QS. An-Nisa: 7)

   Aturan Islam tentunya berpengaruh besar dalam menganjurkan umatnya untuk bekerja, meninggalkan warisan untuk anak-anaknya serta mengikat satu generasi dengan generasi lainnya secara kontinyu. Di samping itu, Islam mengharamkan pengubahan sistem waris berdasarkan hukum-hukum Allah.

Sumber: (www.hambaallah.net/2015/05/aturan-kepemilikan-harta-dalam-rumah.html)

"UANG SUAMI tidak sepenuhnya jadi UANG ISTRI"




   Selama ini ada semboyan, terutama diyakini oleh para istri. “Uang istri, adalah uang istri. Tapi kalau uang suami, itu uang istri juga”. Apakah ini benar?

   Dalam ekonomi rumah tangga Islam, memang benar bahwa uang istri adalah uang istri saja. Islam sangat mengakui dan menghormati kepemilikan harta oleh
seorang istri, terlepas dari suaminya. Harta yang jelas dimiliki oleh seorang istri, tidak bisa dikuasai oleh suaminya.

   Sekali lagi, ini berlaku pada harta yang jelas milik istri sendiri. Misalnya saja harta bawaan istri sebelum ia menikah dengan suaminya. Atau harta warisan yang diterima oleh seorang istri dari orangtuanya sendiri, ini juga hak mutlak milik dirinya sendiri. Begitu juga dengan mahar atau mas kawin yang diterima dari suaminya, maka itu miliknya sendiri. Dan juga hadiah yang telah diterima dari suaminya, itu juga menjadi miliknya, tidak bisa diminta kembali.

   Para suami harus menghormati hak kepemilikan istrinya, tidak dikuasi menjadi asset bersama seperti yang berlaku dalam hukum perdata. Untuk para suami, prinsipnya sederhana saja. “Tidak boleh minta dari istri, tapi kalau diberi, jangan pernah ditolak”.

   Tentu saja ini hanya berlaku untuk harta yang memang murni milik istri sendiri. Sedangkan harta yang diusahakan bersama, juga menjadi miliki bersama. Misalnya saja jika suami dan istri sama-
sama membesarkan sebuah usaha di rumahnya, tentu ini adalah milik bersama karena diusahakan bersama pula.

Nah, sekarang bagaimana dengan harta suami?

Apakah otomatis menjadi milik istri juga?
   Saya tidak menemukan dasarnya kenapa harta suami secara otomatis juga menjadi milik istri. Yang benar adalah, bahwa suami wajib untuk memberikan nafkah kepada istrinya dan anak-anaknya. Artinya, suami harus mencukupi semua kebutuhan istrinya. dan juga anak-anaknya, sesuai dengan kondisi dan kemampuannya.

   Tidak semua harta ataupun penghasilan suami menjadi hak bersama dengan istrinya. Tapi dari penghasilan dan harta suami tersebut, ia berkewajiban untuk memberikan nafkah kepada mereka. Seberapa besar? Dengan cara yang makruf (baik), tentu saja sesuai dengan situasi dan kondisi masing-masing yang berbeda kebutuhannya.

   Bagaimana jika suami tidak memberikan nafkah yang layak sedangkan ia mampu? Sejarah mencatat bagaimana seorang istri curhat pada Nabi
Muhammad SAW: Bahwasanya Hindun bintu ‘Itbah berkata,”Wahai Rasulullah sesungguhnya Abu Sufyan adalah orang yang kikir, dia tidak memberi nafkah
yang cukup buat aku dan anak- anakku, kecuali aku harus mengambilnya sedangkan dia tidak tahu,” maka (Rasulullah) mengatakan,”ambillah apa yang cukup buatmu dan anak- anakmu dengan cara yang patut.” (HR.Bukhori 4945)

   Rasulullah SAW sudah memberikan jawabannya, bahwa yang boleh diambil oleh seorang istri adalah apa yang menjadi hak ia sendiri dan anak-anaknya.
   Dalam konteks sekarang, uang belanja dan semua kebutuhan rumah tangga, biaya pendidikan dan pengasuhan untuk anak-anak. Dan tentu juga untuk kebutuhan pribadi istri sendiri.

   Itu semua adalah batasan hak dan kewajiban suami istri dalam harta dan nafkah. Suami wajib memberi nafkah dan menghormati kepemilikan harta istrinya.
Sebagaimana juga istri menghormati harta milik suaminya dan berhak untuk nafkah kebutuhannya pribadi.

   Namun dalam kehidupan rumah tangga, dimana kita sudah berjanji setia untuk saling mencinta. Hak adalah batas maksimal yang kita minta. Dan kewajiban adalah batas minimal kita memberi. Karena cinta, seorang suami sah-sah saja membagi kepemilikan harta dengan istrinya. Dan karena cinta pula, tidak dilarang jika istri yang berpenghasilan ikut membantu keuangan keluarga.


Sumber: (www.gozali.id/uang-suami-uang-istri)

Jumat, 11 Maret 2016

Budidaya Tanaman Hias

   Tanaman hias yaitu Tanaman yang mempunyai keindahan dan dapat dinikmati keindahannya
berupa daun, bunga, batang , sehingga orang merasa nyaman.
   Tujuan adanya tanaman hias Agar dapat di kembangkan sehingga laku di pasaran.
Fungsi tanaman hias
-sebagai keindahan -memupuk hobi
-mengurangi polusi udara -menyerap racun
-melestarikan SDA -bahan baku kosmetik/industri
-menambah lapangan kerja -menambah penghasilan
-menghilangkan stres
   Faktor – faktor yang mempengaruhi perputaran produk tanaman
hias
-jenis tanaman hias yang diusahakan
-penambahan konsumen
-inovasi jenis tanaman hias
-tingkat pengetahuan
   Jenis – jenis tanaman hias dilihat dari segi
-daun
-bunga
-batang

Cara Memperbanyak Tanaman Hias

   Sama seperti makhluk hidup lainnya, tanaman hias juga melakukan perkembangbiakan. Perkembangbiakan ini bertujuan untuk melestarikan keturunannya. Tetapi seiring dengan perkembengan zaman, manusia bertambah banyak sehingga sebahagian besar tanaman tidak bisa melakukan pelestarian. Hal ini di karenakan lahan semangkin sempit, sudah habis untuk bangunan kepentingan manusia dan beberapa tanaman menjadi terabaikan, ataupun punah dan menjadi langkah atau sulit untuk mendapatkannya.
   Karena hal tersebut beberapa hobis tanaman hias sudah
mulai melestarikannya kembali dengan cara memperbanyak tanaman hias. Memperbanyak tanaman hias untuk mendapatkan varietas baru atau sekedar menambah koleksi, dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu cara generatif (melalui perkawinan) dan vegetatif (tanpa perkawinan).
   Masing – masing cara mempunyai jenis dan langkah berbeda, serta kelebihan dan kelemahannya masing- masing. Sebelum memilih cara apa yang akan kita gunakan untuk
memperbanyak tanaman hias, apakah sekedar memperbanyak saja untuk mendapatkan sifat yang sama dengan induknya atau memang ingin mendapatkan varietas baru yang sifat
keturunannya berbeda dari induknya. Agar anda tidak salah memilihnya, berikut penjelasan kedua cara memperbanyak adenium.

1.Cara Generatif
   Perbanyakan secara generatif adalah perbanyakan tanaman
melalui perkawinan sel - sel reproduksi. Untuk tanaman hias yang berbunga, melakukan reproduksi dengan cara mem-
bentuk biji yang diperoleh dari penyerbukan benang sari sebagai sel jantan dan kepala putik sebagai sel betinanya.
   Penyerbukan pada tanaman bunga bisa berhasil bila ada
perantara (Self incomatible). Umumnya perantaranya adalah serangga seperti lebah. Kaki lebah yang hinggap pada bunga yang sedang berkembang secara tidak sengaja akan menempel pada benang sari. Setelah itu lebah akan terbang lagi ke bunga lain. Pada saat dia hinggap di bunga lain maka benang sari yang menempel pada kaki lebah bisa jatuh pada putik bunga. Benang sari dan putik yang saling menempel ini bisa mengakibatkan terjadinya pembuahan yang menghasilkan biji.
   Proses tersebut adalah proses penyerbukan alami.
Kelemahannya selain membutuhkan waktu yang lama juga kita tidak tahu sifat dari bunga induknya. Untuk mempercepat proses penyerbukan, bisa menggunakan penyerbukan buatan /
manual dengan bantuan tangan manusia.
   Caranya adalah dengan mengambil benang sari pada bunga yang akan disilangkan lalu ditempelkan pada putik adenium jenis lain yang memiliki genetik yang berbeda dengan menggunakan alat ( cutten bud) . Untuk melakukannya perlu ketelitian agar berhasil, jika penyerbukan berhasil maka dalam waktu kurang lebih 2 minggu akan tumbuh sepasang buah yang berbentuk tanduk dan berwarna hijau.
   Setelah buah matang, yang ditandai dengan pecahnya
buah, segera ambil biji di dalam buah sebelum hilang tertiup angin. Jemur biji hingga 2-3 jam atau sampai biji kering.
Selanjutnya semai biji pada media tanam (sekam bakar di campur dengan pasir dengan komposisi 1 : 1).Bila dapat
tumbuh (mulai bertunas) setelah lebih dari 2 minggu. Dengan tumbuhnya tunas ini berarti proses perbanyakan berhasil.
   Tips Bila akan menyilangkan tanaman hias bunga, pilihlah bunga yang telah berumur antara 2-5 hari untuk bunga betinanya , dan 3-7 hari untuk bunga jantaannya. Hal ini agar sel-sel produksinya cukup kuat untuk melakukan penyerbukan.
Ciri-ciri sel jantan yang cukup umur. adalahserbuk pada benang sari sudah kering dan sudah menggumpal.
   Agar mudah memperoleh benang sari dan menempelkannya pada putik, buka daun hingga terlihat dasar
bunganya. Setelah itu ambil benang sari menggunakan pinset stau kuas yang halus. Tempelkan benang sari itu pada putik lalu bungkus bunga yang menjadi bunga betinanya agar proses penyerbukan bersih dan steril.
   Kelebihan dari cara generatif adalah :
1. Diperoleh hasil anakan yang banyak karena jumlah biji di dalam buah banyak, sehingga mudah di semai.
2. Sifat anaknya merupakan gabungan sifat unggul yang sesuai dengan sifat masing – masing bunga induknya.
3. Cocok untuk mendapatkan varietas adenium baru atau disebut dengan nama adenium hibrida.
   Kekurangan dari cara generatif adalah :
1. Memerlukan waktu yang lama.
2. Tingkat kegagalan tinggi.
3 .Pelaksanaannya rumit.
4. Daya hidup rendah.

2.Cara Vegetatif
   Perbanyakan vegetatif adalah perbanyakan tanaman tidak
melalui perkawinan sel-sel, tetapi dengan menumbuhkan jaringan – jaringan vegetatif atau kultur jaringan seperti. akar, daun, batang, atau mata tunas.
Perbanyakan adenium yang umum dilakukan adalah dengan menyambung, stek dan cangkok batang. Menurut Slamet Budiarto (Field Manager Ijo Nurcery), jenis sambung menggunakan batang (grafting) adalah jenis yang banyak dilakukan. Grafting dilakukan dengan cara menggabungkan batang bawah dengan batang atas dari adenium yang berlainan.
   Selain grafting, stek juga mudah dan sering dilakukan untuk memperbanyak adenium tanpa menggabungkan sel-sel reproduksi. Cara ini dilakukan dengan memotong batang dari induk yang sehat, lalu ditanam pada media tanam. Untuk memilih batang yang sehat, pilihlah batang yang mempunyai
diameter minimal 2 cm dan bukan berasal dari batang utama. Setelah ditanam kurang lebih 2 minggu, baru batang tersebut akan mengeluarkan tunas.Ini berarti stek berhasil dilakukan.
   Cara perbanyakan vegetatif ada banyak yaitu:
1. Stek (mawar, melati, asoka, dll)
2. Pemisahan anakan (palem, aglaonema, sansievera, cocor bebek)
3. Mengambung / grafting (bougenvile, adenium, puring, ficus)
4. Menempel / okulasi (mawar, beringin, puring)
5. Penyusuan (meningkatkan keberhasilan sambung pucuk)
6. Keiki (Anggrek)
7. Mencangkok / cangkok ruduk (aglaunema, puring, dieffenbaciha)
8. Kultur jaringan (anggrek, piludendrom)

Selasa, 08 Maret 2016

PENYULUHAN PERTANIAN


   Penyuluhan Pertanian adalah suatu usaha atau upaya untuk mengubah perilaku petani dan keluarganya, agar mereka mengetahui dan mempunyai kemauan serta mampu memecahkan masalahnya sendiri dalam usaha atau kegiatan-kegiatan meningkatkan hasil usahanya dan tingkat kehidupannya.
Menurut U.Samsudin S penyuluhan pertanian adalah suatu cara atau usaha pendidikan yang bersifat di luar bangku sekolah (non formal) untuk para petani dan keluarganya di pedesaan.
Menurut A.T. Mosher dalam penyuluhan terkandung arti aktivitas pendidikan di luar bangku sekolah (non formal).

SEJARAH PENYULUHAN PERTANIAN
   Berawal pada tahun 1867-1868, James Stuart dari Trinity College untuk pertama kalinya memberikan ceramah atau pengarahan kepada para wanita dan pekerja pria di Inggris Utara, sejak itu Stuart dianggap sebagai bapak penyuluhan. Kemudian pada tahun 1871 Stuart mengusulkan pada Universitas Cambridge agar penyuluhan masuk kedalam mata kuliah, secara resmi pada tahun 1873 Universitas Cambridge menerapkan sistem penyuluhan, yang diikuti oleh Universitas London dan Universitas Oxford. Menjelang tahun 1880 kegiatan yang mulanya dilakukan diarea kampus telah melebar keluar kampus. Sejak abad ke 20 istilah penyuluhan pertanian mulai digunakan di Amerika Serikat.

FUNGSI PENYULUHAN PERTANIAN
   Ada empat fungsi penyuluhan pertanian yaitu:

1. Pembuka jalan bagi petani untuk mendapatkan kebutuhanya dibidang pertanian khususnya ilmu pengetahuan.
2. Penyuluhan pertanian merupakan jembatan antara praktik atau kegiatan yang dijalankan petani dengan pengetahuan dan teknologi yang selalu berkembang dan senantiasa dibutuhkan oleh petani.
3. Penyampai, pengusahaan dan penyesuaian program nasional dan regional agar dapat dilaksanakan oleh petani dalam rangka mensukseskan program pembangunan nasional.
4. Kegiatan pendidikan non formal yang dilakukan secara terus-menerus untuk mengikuti perkembangan teknologi yang dinamis dan masalah-masalah pertanian yang berkembang.

TUJUAN PENYULUHAN PERTANIAN
   Tujuan Penyuluhan Pertanian mencakup tujuan jangka pendek dan tujuan jangka panjang. Tujuan penyuluhan jangka pendek yaitu menumbuhkan perubahan-perubahan dalam diri petani yang mencakup tingkat pengetahuan, kecakapan, kemampuan, sikap, dan motivasi petani terhadap kegiatan usaha tani yang dilakukan. Tujuan penyuluhan jangka panjang yaitu peningkatan taraf hidup masyarakat tani sehingga kesejahteraan hidup petani terjamin. Tujuan pemerintah terhadap penyuluhan pertanian adalah: meningkatkan produksi pangan, merangsang pertumbuhan ekonomi, meningkatkan kesejahteraan keluarga petani dan rakyat desa, mengusahakan pertanian yang berkelanjutan.

UNSUR UNSUR PENYULUHAN PERTANIAN
   Unsur-Unsur Penyuluhan pertanian meliputi:

1.Penyuluh pertanian, penyuluh pertanian adalah orang yang mengemban tugas memberikan dorongan dan pengarahan kepada petani agar mau mengubah cara berfikir, sikap dan perilaku nya terhadap perkembangan teknologi.
2. Sasaran penyuluhan pertanian, sasaran penyuluhan pertanian adalah audiens yang akan diberikan materi penyuluhan.
3. Metode penyuluhan pertanian, metode penyuluhan adalah cara-cara yang digunakan pada saat dilakukan penyuluhan, yang bersifat mendidik, membimbing, dan menerapkan sehingga dapat mengubah pemahaman, sikap, dan perilaku petani agar dapat menolong dirinya sendiri (self help).
4.Media Penyuluhan pertanian, media penyuluhan adalah salurann yang menghubungkan penyuluh dengan materi penyuluhannya dengan petani yang sedang mengikuti penyuluhan.
5. Materi Penyuluhan Pertanian, materi penyuluhan berupa ilmu pengetahuan dan teknologi pertanian yang disamapaikan pada saat dilakukan penyuluhan.
6. Waktu Penyuluhan Pertanian, waktu penyuluhan merupakan waktu yang dipilih seorang penyuluh untuk melakukan pendekatan-pendekatan kepada petani.
7. Tempat Penyuluhan Pertanian. Tempat yang strategis dan mudah dijangkau oleh petani untuk melangsungkan kegiatan penyuluhan.

FALSAFAH PENYULUHAN PERTANIAN
   Falsafah penyuluhan pertanian tidak dapat dipisahkan dengan falsafah pendidikan pada umumnya, karena penyuluhan pertanian merupakan kegiatan pendidikan non formal untuk petani dan keluarganya. Falsafah pendidikan mencakup ''idealisme'', ''pragmatisme'' , dan ''realisme'' begitu juga dengan penyuluhan pertanian.
Penyuluhan pertanian dilakaukan untuk memberikan ilmu pengetahuan kepada petani dengan tujuan meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan petani serta membentuk masyarakat yang adil dan makmur yang menjadi cita-cita pembangunan nasional penyuluhan pertanian telah membentuk sebuah idealisme. Dalam mengikuti kegiatan penyuluhan pertanian petani belajar sambil berbuat (learning by doing) atau melaksanakan materi penyuluhan, dengan demikian mencerminkan aliran pragmatisme dalam diri petani. Pada saat materi penyuluhan disampaikan banyak petani yang kurang percaya, akan tetapi setelah melihat hasilnya yang kenyataanya memberikan keuntungan petani akan sadar dan percaya kemudian mencobanya, hal ini mencerminkan realisme.

PELAKSANAAN KEGIATAN PENYULUHAN PERTANIAN
   Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan kegiatan penyuluhan pertanian adalah:

1. Apa yang harus dilakukan, apa yang akan kita lakukan pada kegiatan penyuluhan terhadap petani misalnya, menyebarkan informasi pertanian yang bermanfaat.
2. Di mana penyuluhan pertanian dilakukan, kegiatan penyuluhan semestinya dilakukan ditempat keluarga tani itu berada,misalnya tempat penjualan saprodi, rumah PPL, masjid, greja, balai desa, tempat perkumpulan keluarga tani (PKK, kelompok tani, dll).
3. Bilamana kegiatan penyuluhan dilakukan, waktu yang dipilih untuk melaksanakan kegiatan penyuluhan harus sesuai dengan keperluan dan kondisi sasaran.
4. Oleh siapa kegiatan penyuluhan dilakukan, penyuluhan dilakukan oleh seorang penyuluh pertanian yang prefesional baik PNS, swadaya, atau sukarelawan.
5. Bagaimana kegiatan penyuluhan pertanian dilakukan, agar kegiatan penyuluhan memperoleh hasil yang maksimal maka harus memenuhi syarat sesuai keadaan sasaran, cukup dalam jumlah dan mutu, tepat mengenai sasaran dan waktunya, amanat harus diterima dan dimengerti, murah pembiayaan.

RUJUKAN
1. A.G Kartasapoetra (1987). Teknologi Penyuluhan Pertanian. Jakarta: Bina Aksara. p. 3, 4, 8, 9, 10, 13, 17, 18 , 45, 49, 56, 64, 68, dan 77. ISBN 979-526-041-3.
2. A. W. van den Ban (1999). Penyuluhan Pertanian. Yogyakarta: Kanisius. p. 23, 24, 30. ISBN 978-979-672-342-3.
3. Sukandar Wiraatmaja,dkk. Penyuluhan Pertanian. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. p. 140.
4. Sukandar Wiraatmaja,dkk. Penyuluhan Pertanian. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. p. 142.
5. Sukandar Wiraatmaja,dkk. Penyuluhan Pertanian. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. p. 143.
6. Sukandar Wiraatmaja,dkk. Penyuluhan Pertanian. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. p. 148.

Sumber: wikipedia.org

Sabtu, 05 Maret 2016

HIDROPONIK


   Hidroponik adalah budidaya menanam dengan memanfaatkan air tanpa menggunakan tanah dengan menekankan pada pemenuhan kebutuhan nutrisi bagi tanaman. Kebutuhan air pada hidroponik lebih sedikit daripada kebutuhan air pada budidaya dengan tanah. Hidroponik menggunakan air yang lebih efisien, jadi cocok diterapkan pada daerah yang memiliki pasokan air yang terbatas.

ETIMOLOGI
   Hidroponik (Inggris: hydroponic) berasal dari kata Yunani yaitu hydro yang berarti air dan ponos yang artinya daya. Hidroponik juga dikenal sebagai soilless culture atau budidaya tanaman tanpa tanah. Jadi hidroponik berarti budidaya tanaman yang memanfaatkan air dan tanpa menggunakan tanah sebagai media tanam atau soilless.

METODE DASAR
   Dalam kajian bahasa, hidroponik berasal dari kata hydro yang berarti air dan ponos yang berarti kerja. Jadi, hidroponik memiliki pengertian secara bebas teknik bercocok tanam dengan menekankan pada pemenuhan kebutuhan nutrisi bagi tanaman, atau dalam pengertian sehari-hari bercocok tanam tanpa tanah. Dari pengertian ini terlihat bahwa munculnya teknik bertanam secara hidroponik diawali oleh semakin tingginya perhatian manusia akan pentingnya kebutuhan pupuk bagi tanaman.

   Di mana pun tumbuhnya sebuah tanaman akan tetap dapat tumbuh dengan baik apabila nutrisi (unsur hara) yang dibutuhkan selalu tercukupi. Dalam konteks ini fungsi dari tanah adalah untuk penyangga tanaman dan air yang ada merupakan pelarut nutrisi, untuk kemudian bisa diserap tanaman. Pola pikir inilah yang akhirnya melahirkan teknik bertanam dengan hidroponik, di mana yang ditekankan adalah pemenuhan kebutuhan nutrisi.

SEJARAH
   Pada mulanya, kegiatan membudidayakan tanaman yang daratan tanpa tanah ditulis pada buku Sylva Sylvarum oleh Francis Bacon dibuat pada tahun 1627, dicetak setahun setelah kematiannya. Teknik budidaya pada air menjadi penelitian yang populer setelah itu. Pada tahun 1699, John Woodward menerbitkan percobaan budidaya air dengan spearmint. Ia menemukan bahwa tanaman dalam sumber-sumber air yang kurang murni tumbuh lebih baik dari tanaman dengan air murni.

   Pada tahun 1842 telah disusun daftar sembilan elemen diyakini penting untuk pertumbuhan tanaman, dan penemuan dari ahli botani Jerman Julius von Sachs dan Wilhelm Knop, pada tahun-tahun 1859-1865, memicu pengembangan teknik budidaya tanpa tanah. Pertumbuhan tanaman darat tanpa tanah dengan larutan yang menekankan pada pemenuhan kebutuhan nutrisi mineral bagi tanaman. Dengan cepat menjadi standar penelitian dan teknik pembelajaran, dan masih banyak digunakan saat ini. Sekarang, Solution culture dianggap sebagai jenis hidroponik tanpa media tanam inert, yang merupakan media tanam yang tidak menyediakan unsur hara.

   Pada tahun 1929, William Frederick Gericke dari Universitas California di Berkeley mulai mempromosikan secara terbuka tentang Solution culture yang digunakan untuk menghasilkan tanaman pertanian. Pada mulanya dia menyebutnya dengan istilah aquaculture (atau di Indonesia disebut budidaya perairan), namun kemudian mengetahui aquaculture telah diterapkan pada budidaya hewan air. Gericke menciptakan sensasi dengan menumbuhkan tomat yang menjalar setinggi duapuluh lima kaki, di halaman belakang rumahnya dengan larutan nutrien mineral selain tanah. Berdasarkan analogi dengan sebutan Yunani kuno pada budi daya perairan, γεωπονικά, ilmu budidaya bumi, Gericke menciptakan istilah hidroponik pada tahun 1937 (meskipun ia menegaskan bahwa istilah ini disarankan oleh WA Setchell, dari University of California) untuk budidaya tanaman pada air (dari Yunani Kuno ὕδωρ, air ; dan πόνος, tenaga).

   Pada laporan Gericke, dia mengklaim bahwa hidroponik akan merevolusi pertanian tanaman dan memicu sejumlah besar permintaan informasi lebih lanjut. Pengajuan Gericke ditolak oleh pihak universitas tentang penggunaan greenhouse dikampusnya untuk eksperimen karena skeptisme orang-orang administrasi kampus. dan ketika pihak Universitas berusaha memaksa dia untuk membeberkan resep nutrisi pertama yang dikembangkan di rumah, ia meminta tempat untuk rumah kaca dan saatnya untuk memperbaikinya menggunakan fasilitas penelitian yang sesuai. Sementara akhirnya ia diberikan tempat untuk greenhouse, Pihak Universitas menugaskan Hoagland dan Arnon untuk menyusun ulang formula Gericke, pada tahun 1940, setelah meninggalkan jabatan akademik di iklim yang tidak menguntungkan secara politik, dia menerbitkan buku berjudul Complete Guide to Soil less Gardening.

   Teknik hidroponik banyak dilakukan dalam skala kecil sebagai hobi di kalangan masyarakat Indonesia. Pemilihan jenis tanaman yang akan dibudidayakan untuk skala usaha komersial harus diperhatikan, karena tidak semua hasil pertanian bernilai ekonomis. Jenis tanaman yang mempunyai nilai ekonomi tinggi untuk dibudidayakan di hidroponik yaitu:

~Paprika
~Tomat
~Timun Jepang
~Melon
~Terong Jepang
~Selada

AWAL MULA
Budidaya tanpa tanah
   Pada awalnya Gericke mendefinisikan pertumbuhan tanaman hidroponik dengan larutan nutrien mineral. Hidroponik merupakan bagian dari budidaya tanpa tanah. Banyak budidaya tanpa tanah namun dengan larutan untuk hidroponik.


   Tanaman yang tidak ditumbuhkan dengan cara pada umumnya, akan dapat untuk tumbuh menggunakan sistem lingkungan yang dapat dikendalikan seperti hidroponik. Tampaknya NASA juga memanfaatkan hidroponik pada program luar angkasanya. Ray Wheeler, seorang ahli fisiologi tanaman di Laboratorium Space Center Space Life Science, Kennedy, percaya bahwa hidroponik akan berkontribusi membuat kemajuan dalam perjalanan luar angkasa. Dia menyebutnya sebagai sistem bioregenerative life support.

MACAM MACAM HIDROPONIK
⚡Static solution culture (kultur air statis)
⚡Continuous-flow solution culture, contoh : NFT (Nutrient Film Technique),DFT (Deep Flow Technique)
⚡Aeroponics
⚡Passive sub-irrigation
⚡Ebb and flow atau flood and drain sub-irrigation
⚡Run to waste
⚡Deep water culture
⚡Bubbleponics
⚡Bioponic

Static solution culture
Static solution culture memiliki pengertian budidaya hidroponik dengan air statis yang mana airnya diam dan tidak mengalir, merupakan teknik hidroponik yang akarnya secara terus-menerus akarnya tercelup air yang diletakkan pada wadah berisi larutan nutrien.

   Namun Di Indonesia, Static solution culture lebih dikenal dengan istilah teknik apung (atau disebut rakit apung) dan sistem sumbu (atau disebut wick system). Merupakan jenis paling sederhana dari semua jenis hidroponik.

   Untuk ukuran wadah larutan dapat berbeda tergantung pada penggunaan dan ukuran tanaman. Dalam skala kecil (skala rumah tangga maupun hobby berskala kecil), hidroponik dapat dibuat dengan wadah yang biasanya dipakai di dalam rumah seperti gelas, toples, ember, ataupun bak air.

   Wadah bening dapat di bungkus dengan Aluminium foil, plastik, cat, atau material lain yang menolak cahaya (membuat cahaya tidak bisa masuk) agar tidak tumbuh lumut.

   Penutup wadah air dilubangi dan diisi tanaman, disitu dapat diisi satu atau beberapa netpot tanaman untuk setiap wadah air. Dalam teknik sumbu sendiri setiap net pot diisi media tanam dan potongan kain yang menjulur ke bawah yang berfungsi menyerap larutan ke akar tanaman melalui pipa-pipa kapiler pada kain. Sedangkan dalam teknik apung dapat menggunakan lembaran gabus yang dilubangi dan disisi pot-pot kecil yang diisi (media tanam) untuk tanaman yang akarnya tercelup langsung pada wadah air.

   Agar larutan nutrien dapat bersirkulasi secara merata, maka perlu diberi blekutukan dengan mesin penggelembung udara atau disebut aerator (aerator kecil bisa didapat di toko ikan) ataupun dengan penggunakan pompa air yang biasa dipakai di aquarium. dalam skala komersial dapat menggunakan pompa bertenaga medium (yang biasa dipakai untuk pancuran kolam dan taman).

   Tanpa aerator pun masih bisa, namun jika tidak di beri aerator, akan membuat larutan yang berada di bagian bawah menjadi tidak terserap lantaran posisi akar berada di atas larutan yang tidak terserap (lantaran air tidak bersirkulasi), dan juga, akar-pun kurang mendapat asupan oksigen.

   Larutan nutrien dapat diganti sesuai jadwal atau sesuai prosedur. Setiap kali larutan berkurang hingga di bawah tingkat tertentu, maka perlu menambahkan air atau larutan nutrisi segar sesuai dengan kebutuhan masing-masing tanaman yang dinyatakan dengan satuan TDS (Total Solid Dissolved) atau PPM (Part per Million) yang diperlukan.

   Dalam budidaya teknik sumbu (wick system) memiliki kendala pada penurunan volume larutan, untuk mencegah ketinggian larutan nutrien turun di bawah akar ataupun sumbu, dapat digunakan keran dengan katup pelampung bola (yang biasa dipakai di tandon) untuk menjaga ketinggian larutan secara otomatis. Dalam budidaya larutan rakit apung, tanaman ditempatkan dalam celah pada lembaran gabus / stereofoam yang mengapung di atas permukaan larutan nutrisi. Dengan teknik apung, ketinggian larutan tidak akan turun di bawah akar dan akarpun selalu tercelup pada larutan nutrien.

Aeroponik
   Aeroponik merupakan sistem yang akarnya secara berkala dibasahi dengan butiran-butiran larutan nutrien yang halus (seperti kabut). Metode ini tidak memerlukan media dan memerlukan tanaman yang tumbuh dengan akar yang menggantung di udara atau pertumbuhan ruang yang luas yang secara berkala, akar dibasahi dengan kabut halus dari larutan nutrisi. Aerasi secara sempurna merupakan kelebihan utama dari aeroponik.

   Teknik aeroponik telah terbukti sukses secara komersial untuk perkecambahan biji, produksi benih kentang, produksi tomat, dan tanaman daun. Karena penemu Richard Stoner mengkomersilkan teknologi aeroponik pada tahun 1983, Aeroponik telah dilaksanakan sebagai alternatif untuk sistem pengairan hidroponik secara intensif di seluruh dunia. Kelebihan aeroponik yang lain yang berbeda dari hidroponik adalah bahwa setiap jenis tanaman dapat tumbuh (dalam sistem aeroponik yang benar), karena lingkungan mikro dari aeroponik benar-benar dapat dikontrol. Keunggulan aeroponik adalah bahwa tanaman aeroponik yang di jeda pembasahannya akan dapat menerima 100% dari oksigen yang ada, dan karbon dioksida pada bagian akar, batang, serta daun, sehingga mempercepat pertumbuhan biomassa dan mengurangi waktu perakaran.

   Penelitian NASA menunjukan teknik aeroponik, bahwa tanaman dapat mengalami peningkatan pertumbuhan sebesar 80% dalam massa berat kering (mineral penting) dibandingkan dengan tanaman yang tumbuh pada hidroponik lain. Aeroponik menggunakan 65% air dari kebutuhan air hidroponik. NASA juga menyimpulkan bahwa tanaman yang tumbuh dengan aeroponik, membutuhkan ¼ nutrisi yang digunakan dibandingkan dengan hidroponik lain . Bercocok tanam dengan Aeroponik menawarkan kemampuan petani untuk mengurangi penyebaran penyakit dan patogen. Aeroponik juga banyak digunakan dalam penelitian laboratorium fisiologi tanaman dan patologi tanaman. Teknik aeroponik mendapat perhatian khusus oleh NASA karena kabut lebih mudah untuk ditangani daripada menangani cairan di tempat tanpa gravitasi.

   Kelebihan lain dari aeroponik ini, kentang dapat dipanen tanpa merusak jaringan akar pada tanaman sehingga sebuah tanaman dapat dipanen berkali-kali dan dapat memilih umbi kentang yang siap panen.

MEDIA TANAM
   Media tanam inert adalah media tanam yang tidak menyediakan unsur hara. Pada umumnya media tanam inert berfungsi sebagai buffer dan penyangga tanaman. Beberapa contoh di antaranya adalah:

-Arang sekam
-Spons
-Expanded clay
-Rockwool
-Sabut (Coir)
-Perlite
-Batu apung (Pumice)
-Vermiculite
-Pasir
-Kerikil
-Serbuk kayu atau disebut serbuk gergaji

KEUNTUNGA TEKNIK HIDROPONIK
+Tidak membutuhkan tanah
+Air akan terus bersirkulasi di dalam sistem dan bisa digunakan untuk keperluan lain, misal disirkulasikan ke akuarium
+Mudah dalam pengendalian nutrisi sehingga pemberian nutrisi bisa lebih efisien
+Relatif tidak menghasilkan polusi nutrisi ke lingkungan
+Memberikan hasil yang lebih banyak
+Mudah dalam memanen hasil
+Steril dan bersih
+Bebas dari tumbuhan pengganggu
+Media tanam dapat dilakukan selama bertahun-tahun
+Bebas dari tumbuhan pengganggu/gulma
+Tanaman tumbuh lebih cepat
   Untuk keperluan hiasan, pot dan tanaman akan relatif lebih bersih. Sehingga untuk merancang interior ruangan dalam rumah akan bisa lebih leluasa dalam menempatkan pot-pot hidroponik. Bila tanaman yang digunakan adalah tanaman bunga, untuk bunga tertentu bisa diatur warna yang dikehendaki, tergantung tingkat keasaman dan basa larutan yang dipakai dalam pelarut nutrisinya.

Sumber: Wikipedia.org

Jumat, 04 Maret 2016

KULTUR JARINGAN


Pengertian Kultur jaringan
   Kultur jaringan dikenal juga dengan sebutan tissue culture.
- Kultur = budidaya
- Jaringan = sekelompok sel yg mempunyai bentuk dan fungsi yang sama
   Jadi, Kultur Jaringan adalah membudidayakan jaringan tanaman menjadi tanaman baru yang mempunyai sifat sama dengan induknya. Kultur Jaringan diartikan pula dengan memelihara & menumbuhkan organ tanaman (embrio, tunas, bunga dsb) atau jaringan tanaman (sel, kalus, protoplast) pada kondisi aseptik.

Tujuan kultur jaringan
1 Memeroleh bibit tanaman baru yang lebih baik
2.Lebih cepat dabn lebih banyak, dalam waktu yang tidak terlalu lama ddengan anakan yang seragam
3. Memperbanyak tanaman dengan sfat seperti induknya
4. Perbanyakan tanaman denngan teknik ini membuat tanaman bebas dari penyakit karena dilakukan secara aseptik
5. Penggunaan metode ini sangat ekonomis dan komersial

   Kultur jaringan akan lebih besar keberhasilannya bila menggunakan jaringan meristem. Jaringan meristem adalah jaringan muda, yaitu jaringan yang terdiri dari sel-sel yang selalu membelah, dinding tipis, plasmanya penuh dan vakuolanya kecil-kecil.

   Kebanyakan orang menggunakan jaringan ini untuk tissue culture. Sebab, jaringan meristem keadaannya selalu membelah, sehingga diperkirakan mempunyai zat hormon yang mengatur pembelahan.


Teknik kultur jaringan
   Teknik kultur jaringan memanfaatkan prinsip perbanyakan tumbuhan secara vegetatif. Teknik kultur jaringan suatu sel atau irisan jaringan tanaman yang sering disebut eksplan secara aseptic( in vitro) diletakkan dan dipelihara dalam medium pada atau cair yang cocok dan dalam keadaan steril. dengan cara demikian sebaian sel pada permukaan irisan tersebut akan mengalami proliferasi dan membentuk kalus. Apabila kalus yang terbentuk dipindahkan kedalam medium diferensiasi yang cocok, maka akan terbentuk tanaman kecil yang lengkap dan disebut planlet.

   Dengan teknik kultur jaringan ini hanya dari satu irisan kecil suatu jaringan tanaman dapat dihasilkan kalus yang dapat menjadi planlet dalam jumlah yang besar.

   Pelaksanaan teknik kultur jaringan tanaman ini berdasarkan teori sel sperti yang dikemukakan oleh Schleiden, yaitu bahwa sel mempunyai kemampuan autonom, bahkan mempunyai kemampuan  totipotensi. Totipotensi adalah kemampuan setiap sel, darimana saja sel tersebut diambil, apabila diletakkan dilingkungan yang sesuai akan tumbuh menjadi tanaman yang sempurna.

   Teknik kultur jaringan akan berhasil dengan baik apabila syarat-syarat yang diperlukan terpenuhi.

Syarat-syarat :
- Pemilihan eksplan sebagai bahan dasar untuk pembentukkan kalus, syarat –syarat tumbuhan eksplan:
1. Jaringan tersebut sedang aktif pertumbuhanya,diharapkan masih terdapat zat tumbuh yang masih
aktif sehingga membantu perkembangan jaringan selanjutnya
2. Eksplan yang diambil beerasal dari bagian daun, akar, mata tunas, kuncup, ujung batang, dan umbi
yang dijaga kelestatranya.
3. Eksplan yang diambil dari bagian yang masih muda (bila ditusuk pisau akan terasa lunak sekali.
- Penggunaan medium yang cocok, keadaan yang aseptik dan pengaturan udara yang baik terutama untuk kultur cair.
- Pilih bagian tanaman yang masih muda dan mudah tumbuh yaitu bagian meristem, seperti: daun muda, ujung akar, ujung batang, keping biji dan sebagainya. Bila menggunakan embrio bagian bji-biji yang lain sebagai eksplan, yang perlu diperhatikan adalah kemasakan embrio, waktu imbibisi, temperatur dan dormansi.

Keuntungan Kultur Jaringan
   mendapatkan tanaman baru dalam jumlah banyak dalam waktu yang relatif singkat, yang mempunyai sifat fisiologi dan morfologi sama persis dengan induknya.
   ─ memperoleh tanaman baru yang bersifat unggul
   ─ jumlah yang dihasilkan banyak, tidak terbatas
   ─ bibit terhindar dari hama penyakit
   ─ perbanyakan tumbuhan/kultur jaringan dapat dilakukan secara cepat dan hemat waktu
   ─ Pengadaan bibit tidak tergantung musim
   ─ Bibit dapat diproduksi dalam jumlah banyak
   ─ Biaya pengangkutan bibit relatif lebih murah dan mudah

Keuntungan Kultur Jaringan dalam Budidaya Buah:
   ─ Ukuran buah yang di hasilkan ukuranya seragam
   ─ Rasanya seragam
   ─ Warnanya menarik dan memiliki sifat menguntungkan lainya

Kerugian Kultur Jaringan dalam Budidaya Buah
   ─ Tidak dapat merubah tanaman atau buah yang dihasilkan
   ─ Dalam kultur sel hewan, tidak dapat menghasilkan individu baru kecuali kultur embrio

   Teori dasar dari kultur in vitro ini adalah Totipotensi. Teori ini mempercayai bahwa setiap bagian tanaman dapat berkembang biak karena seluruh bagian tanaman terdiri atas jaringanjaringan hidup. Oleh karena itu , organisme baru yang berhasil ditumbuhkan akan memiliki sifat yang sama persis dengan induknya.

Media Kultur Jaringan
   Ada dua penggolongan media tumbuh: media padat dan media cair.
   Media padat pada umumnya berupa padatan gel, seperti agar, dimana nutrisi dicampurkan pada agar.
   Media cair adalah nutrisi yang dilarutkan di air. Media cair dapat bersifat tenang atau dalam kondisi selalu bergerak, tergantung kebutuhan. Komposisi media yang digunakan dalam kultur jaringan dapat berbeda komposisinya. Perbedaan komposisi media dapat mengakibatkan perbedaan pertumbuhan dan perkembangan eksplan yang ditumbuhkan secara in vitro.

   Media Murashige dan Skoog (MS) sering digunakan karena cukup memenuhi unsur hara makro, mikro dan vitamin untuk pertumbuhan tanaman. Nutrien yang tersedia di media berguna untuk metabolisme, dan vitamin pada media dibutuhkan oleh organisme dalam jumlah sedikit untuk  regulasi.

   Pada media MS, tidak terdapat zat pengatur tumbuh (ZPT) oleh karena itu ZPT ditambahkan pada media (eksogen). ZPT atau hormon tumbuhan berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Interaksi dan keseimbangan antara ZPT yang diberikan dalam media (eksogen) dan yang diproduksi oleh sel secara endogen menentukan arah perkembangan suatu kultur.

   Penambahan hormon tumbuhan atau zat pengatur tumbuh pada jaringan parenkim dapat mengembalikan jaringan ini menjadi meristematik kembali dan berkembang menjadi jaringan  adventif tempat pucuk, tunas, akar maupun daun pada lokasi yang tidak semestinya. Proses ini dikenal dengan peristiwa dediferensiasi. Dediferensiasi ditandai dengan peningkatan aktivitas pembelahan, pembesaran sel, dan perkembangan jaringan.

   Metode perbanyakan tanaman secara in vitro dapat dilakukan melalui tiga cara, yaitu:
1. Melalui perbanyakan tunas dari mata tunas apikal,
2. Melalui pembentukan tunas adventif,
3. Embriogenesis somatik, baik secara langsung maupun melalui tahap pembentukan kalus.

   Ada beberapa tipe jaringan yang digunakan sebagai eksplan dalam pengerjaan kultur jaringan.
1. Jaringan muda yang belum mengalami diferensiasi dan masih aktif membelah (meristematik) sehingga memiliki kemampuan regenerasi yang tinggi. Jaringan tipe pertama ini biasa ditemukan  pada tunas apikal, tunas aksiler, bagian tepi daun, ujung akar, maupun kambium batang.
2. Jaringan parenkima, yaitu jaringan penyusun tanaman muda yang sudah mengalami diferensiasi dan menjalankan fungsinya.
Contoh jaringan tersebut adalah jaringan daun yang sudah berfotosintesis dan jaringan batang
atau akar yang berfungsi sebagai tempat cadangan makanan.

Cara Kultur Jaringan
   Untuk mendapatkan varietas baru melalui kultur jaringan dapat dilakukan dengan cara:
1. Isolasi protoplas dari 2 macam varietas yang difusikan. Atau dengan cara isolasi khloroplas suatu jenis tanaman yang dimasukkan kedalam protoplas jenis tanaman yang lain, sehingga terjadi penggabungan sifat-sifat yang baik dari kedua jenis tanaman tersebut hingga terjadi hibrid somatic
2. Dengan menyuntikkan protoplas dari suatu tanaman ketanaman lain.
Contohnya transfer khloroplas dari tanaman tembakau berwarna hijau ke dalam protoplas tanaman tembakau yang albino, hasilnya sangat memuaskan karena tanaman tembakau menjadi hijau pula. Contoh lain adalah keberhasilan mentrasnfer khloroplas dari tanaman jagung ke dalam protoplas tanaman tebu hasilnya memuaskan .

Cara pengolahan:
   Kultur jaringan hanya memerlukan sedikit bagian pucuk tumbuhan yang mengandung jaringan muda yang bersifat meristematik. Bagian tumbuhan yang akan dikultur disebut eksplan
1. Mula-mula eksplan dicuci dengan alcohol 70%,agar steril kemudian dimasukkan dalam medium (kultur ) dan dihindarkan dari kontaminasi mikroorganisme
2. Eksplan tadi sel-selnya akan berkembang menjadi kalus(gumpalan sel yang belum berdiferesiensi)
3. Sel kalus diambil, kemudian dikultur selanjutnya sel kalus akan membelah diri dan menghasilkan jutaan sel kalus baru
4. Sel kalus itu kemudian ditumbuhkan membentuk akar, batang, dan daun hingga jadi tanaman baru
yang sifatnya identik dengan induknya

   Tahapan yang dilakukan dalam perbanyakan tanaman dengan teknik kultur jaringan adalah:
1) Pembuatan media
2) Inisiasi
3) Sterilisasi
4) Multiplikasi
5) Pengakaran
6) Aklimatisasi

   Media merupakan faktor penentu dalam perbanyakan dengan kultur jaringan. Komposisi media yang digunakan tergantung dengan jenis tanaman yang akan diperbanyak. Media yang digunakan biasanya terdiri dari garam mineral, vitamin, dan hormon. Selain itu, diperlukan juga bahan tambahan seperti agar, gula, dan lain-lain. Zat pengatur tumbuh (hormon) yang ditambahkan juga bervariasi, baik jenisnya maupun jumlahnya, tergantung dengan tujuan dari kultur jaringan yang dilakukan. Media yang sudah jadi ditempatkan pada tabung reaksi atau botol-botol kaca. Media yang digunakan juga harus disterilkan dengan cara memanaskannya dengan autoklaf.

   Inisiasi adalah pengambilan eksplan dari bagian tanaman yang akan dikulturkan. Bagian tanaman yang sering digunakan untuk kegiatan kultur jaringan adalah tunas.

   Sterilisasi adalah bahwa segala kegiatan dalam kultur jaringan harus dilakukan di tempat yang steril, yaitu di laminar flow dan menggunakan alat-alat yang juga steril. Sterilisasi juga dilakukan terhadap peralatan, yaitu menggunakan etanol yang disemprotkan secara merata pada peralatan yang digunakan. Teknisi yang melakukan kultur jaringan juga harus steril.

   Multiplikasi adalah kegiatan memperbanyak calon tanaman dengan menanam eksplan pada media. Kegiatan ini dilakukan di laminar flow untuk menghindari adanya kontaminasi yang menyebabkan gagalnya pertumbuhan eksplan. Tabung reaksi yang telah ditanami ekplan diletakkan pada rak-rak dan ditempatkan di tempat yang steril dengan suhu kamar.

   Pengakaran adalah fase dimana eksplan akan menunjukkan adanya pertumbuhan akar yang menandai bahwa proses kultur jaringan yang dilakukan mulai berjalan dengan baik. Pengamatan dilakukan setiap hari untuk melihat pertumbuhan dan perkembangan akar serta untuk melihat adanya kontaminasi oleh bakteri ataupun jamur. Eksplan yang terkontaminasi akan menunjukkan gejala seperti berwarna putih atau biru (disebabkan jamur) atau busuk (disebabkan bakteri).

   Aklimatisasi adalah kegiatan memindahkan eksplan keluar dari ruangan aseptic ke bedeng. Pemindahan dilakukan secara hati-hati dan bertahap, yaitu dengan memberikan sungkup. Sungkup digunakan untuk melindungi bibit dari udara luar dan serangan hama penyakit karena bibit hasil  kultur jaringan sangat rentan terhadap serangan hama penyakit dan udara luar. Setelah bibit mampu beradaptasi dengan lingkungan barunya maka secara bertahap sungkup dilepaskan dan pemeliharaan bibit dilakukan dengan cara yang sama dengan pemeliharaan bibit generatif.

Proses Produksi
   Perbanyakan tanaman melalui kultur jaringan terdiri atas seleksi pohon induk (sumber eksplan), sterilisasi eksplan, inisiasi tunas, multiplikasi, perakaran, dan aklimatisasi. Eksplan berupa mata tunas, diambil dari pohon induk yang fisiknya sehat. Tunas tersebut selanjutnya disterilkan dengan alkohol 70%, HgCl2 0,2%, dan Clorox 30%. Inisiasi tunas. Eksplan yang telah disterilkan di-kulturkan dalam media kultur (MS + BAP). Setelah terbentuk tunas, tunas tersebut disubkultur dalam media multiplikasi (MS + BAP) dan beberapa komponen organik lainnya.

   (Multiplikasi) Multiplikasi dilakukan secara berulang sampai diperoleh jumlah tanaman yang dikehendaki, sesuai dengan kapasitas laborato-rium. Setiap siklus multiplikasi berlangsung selama 2–3 bulan. Untuk biakan (tunas) yang telah responsif stater cultur, dalam periode tersebut dari 1 tunas dapat dihasilkan 10-20 tunas baru. Setelah tunas mencapai jumlah yang diinginkan, biakan dipindahkan (dikulturkan) pada media perakaran.

   (Perakaran)perakaran digunakan media MS + NAA. Proses perakaran pada umumnya berlangsung
selama 1 bulan. Planlet (tunas yang telah berakar) diaklimatisasikan sampai bibit cukup kuat untuk ditanam dilapang.

   Aklimatisasi. Dapat dilakukan di rumah kaca, rumah kasa atau pesemaian, yang kondisinya (terutama kelembaban) dapat dikendalikan. Planlet dapat ditanam dalam dua cara. Pertama, planlet ditanam dalam polibag diameter 10 cm yang berisi media (tanah + pupuk kandang) yang telah disterilkan.

   Planlet (dalam polibag) dipelihara di rumah kaca atau rumah kasa. Kedua, bibit ditaruh di atas bedengan yang dinaungi dengan plastik. Lebar pesemaian 1-1,2 m, panjangnya tergantung keadaan tempat. Dua sampai tiga minggu sebelum tanam, bedengan dipupuk dengan pupuk kandang (4 kg/m2) dan disterilkan dengan formalin 4%. Planlet ditanam dengan jarak 20 cm x 20 cm.

Aklimatisasi
   Aklamatisasi berlangsung selama 2-3 bulan. Aklimatisasi cara pertama dapat dilakukan bila lokasi pertanaman letaknya jauh dari pesemaian dan cara kedua dilakukan bila pesemaian berada di sekitar areal pertanaman.

   Beberapa gambaran dan potensi yang bisa dimunculkan dalam kultur jaringan diantaranya adalah :
   ─ Kultur meristem, dapat menghasilkan anggrek yang bebas virus,sehingga sangat tepat digunakan pada tanaman anggrek spesies langka yang telah terinfeksi oleh hama penyakit, termasuk virus.
   ─ Kultur anther, bisa menghasilkan anggrek dengan genetik haploid (1n), sehingga bentuknya lebih kecil jika dibandingkan dengan anggrek diploid (2n). Dengan demikian sangat dimungkinkan untuk menghasilkan tanaman anggrek mini, selain itu dengan kultur anther berpeluang memunculkan sifat resesif unggul yang pada kondisi normal tidak akan muncul karena tertutup oleh yang dominan.
   ─ Dengan tekhnik poliploid dimungkinkan untuk mendapatkan tanaman anggrek ‘giant’ atau besar. Tekhnik ini salah satunya dengan memberikan induksi bahan kimia yang bersifat menghambat (cholchicine)
   ─ Kloning, tekhnik ini memungkinkan untuk dihasilkan anggrek dengan jumlah banyak dan seragam, khususnya untuk jenis anggrek bunga potong. Sebagian penganggrek telah mampu melakukan tekhnik ini.
   ─ Mutasi, secara alami mutasi sangat sulit terjadi. Beberapa literatur peluangnya 1 : 100 000 000. Dengan memberikan induksi tertentu melalui kultur jaringan hal tersebut lebih mudah untuk diatur. Tanaman yang mengalami mutasi permanen biasanya memiliki nilai ekonomis yang sangat tinggi
   ─ Bank plasma, dengan meminimalkan pertumbuhan secara ‘in-vitro’ kita bisa mengoleksi tanaman anggrek langka tanpa harus memiliki lahan yang luas dan perawatan intensif. Baik untuk spesies langka Indonesia maupun dari luar negeri untuk menjaga keaslian genetis yang
sangat penting dalam proses pemuliaan anggrek.